TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan Indonesia harus menjaga dan mempertahankan konsumsi domestik karena pertumbuhan ekonomi Cina saat ini stabil, yaitu 6,7 persen.
"Kalau dari sisi ekspor, kita harus mencari pasar baru dan produk baru yang tidak banyak saingan," ujar Enggartiasto saat ditemui dalam acara Jakarta International Summit and Expo (JILSE) 2016 di JIExpo, Rabu, 19 Oktober 2016.
Menurut dia, produk baru tersebut harus dengan desain berbeda, lebih kreatif, dan inovatif. Sehingga, akan mampu bersaing tidak hanya dengan produk dari Cina, tapi juga bersaing di pasar internasional.
Pertumbuhan ekonomi Cina stabil dari kuartal sebelumnya, yaitu 6,7 persen pada kuartal ketiga. Stabilnya pertumbuhan ekonomi Cina di saat kondisi perekonomian dunia sedang bergejolak berkat pengeluaran pemerintah yang tinggi dan booming dari sektor properti mengimbangi ekspor yang lemah.
Namun stabilnya perekonomian Cina tidak menutup kemungkinan kecenderungan negara tersebut untuk tetap memproteksi diri. Selain itu, Cina mulai mengurangi surat utang dan dilepas. Hal ini berarti Cina membutuhkan likuiditas untuk internal mereka.
"Yang kita syukuri adalah karena tidak turun lebih jauh, tapi belum memberikan dampak yang bagus juga karena belum naik," ujar Enggar.
Selain itu, menurut dia, stabilnya ekonomi Cina terhadap proyeksi ekspor global tidak terlalu menurun, tapi tidak meningkat juga. "Sama saja. Karena itu, tetap perlu diwaspadai," ujar dia.
ODELIA SINAGA