TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengklaim Pusat Logistik Berikat (PLB) sebagai salah satu program yang tercantum dalam paket kebijakan ekonomi jilid II yang paling berhasil. "Ini adalah salah satu paket kebijakan yang paling berhasil implementasinya dari 13 paket yang di-launching," katanya, di Jakarta International Expo, Rabu, 19 Oktober 2016.
Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan hari ni meluncurkan 17 Pusat Logistik Berikat (PLB). Totalnya kini mencapai 28 PLB sejak diluncurkan pertama kali pada 10 Maret 2016.
Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi mengatakan PLB merupakan gudang multi fungsi yang dilengkapi fasilitas fiskal dan prosedural. PLB dibentuk untuk mengefisienkan biaya logistik nasional dan menyediakan barang industri di dalam negeri, baik untuk pengusaha besar atau UKM.
"Selain itu untuk mendorong peningkatan investasi dan menjadikan indonesia hub utama di tingkat nasional maupun regional asia pasifik," kata Heru. Sejak pertama kali diluncurkan, menurut dia, PLB mengurangi biaya timbun sebesar 25 persen.
Barang yang ditujukan ke PLB pun tercatat memakan dwelling time selama 1,2 hari. "Kedepan diharapkan akan di bawah satu hari," kata Heru.
Heru mengatakan PLB memberikan pasokan industri nasional lebih cepat. Waktu clearance bahan baku untuk industri hanya 15 menit dan bisa diberikan layanan selama seminggu.
PLB juga berpotensi menghemat barang keperluan migas atau cost recovery hingga Rp 300 miliar, khususnya penimbunan rig. Dari sisi perpajakan, PLB menyumbang penerimaan perpajakan dengan menggaet perusahaan yang dulu menimbun di luar negeri untuk pindah ke dalam negeri.
Heru menargetkan peluncuran PLB tambahan sebanyak 9 hingga 10 PLB hingga akhir tahun. Ke depan, ia menargetkan PLB bisa ada di semua daerah dan sentra industri.
Menurut Heru, program tersebut akan saling melengkapi dengan tol laut. Bea Cukai akan berperan sebagai penyedia pusat logistik di pelabuhan baru yang dibuka pemerintah. Nantinya diharapkan kapal yang berlayar ke daerah tersebut tidak hanya mengantarkan barang melainkan kembali dengan membawa barang hasil produksi wilayah tersebut.
Untuk mensosialisasikan PLB, Ditjen Bea Cukai menggelar Jakarta International Logistics Summit and Expo (JILSE) di JIExpo, Kemayoran. Selain untuk optimalisasi PLB, forum tersebut menyediakan sarana untuk berbagi pandangan, diksusi, dan merumuskan solusi dalam upaya meningkatkan daya saing logistik.
VINDRY FLORENTIN