TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan rumah bersubsidi di Jawa Tengah hingga saat ini terealisasi sebanyak 7.000 unit lantaran kebijakan pemerintah pusat yang memberikan bantuan uang muka masyarakat berpenghasilan rendah.
Wakil Ketua Realestate Indonesia (REI) Jawa Tengah Bidang Perumahan Sederhana Andi Kurniawan mengatakan permintaan rumah bersubsidi di Jawa Tengah cukup pesat.
Para pengembang yang berhasil mengembangkan perumahan subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), antara lain di Semarang, Solo, dan Purwokerto. Sementara itu, pengembang properti di area pantai utara Jawa Tengah jumlahnya lebih sedikit, padahal dari sisi permintaan cukup pesat.
Menurutnya, REI Jateng menargetkan tahun ini dapat membangun 13.000 unit rumah bersubsidi. Namun saat ini, baru terealisasi sekitar 7.000 unit yang tersebar di kabupaten/kota se-Jawa Tengah. Pihaknya mengatakan para pengembang properti diprediksi bisa memenuhi 10.000 unit hingga akhir tahun ini.
“Waktu tersisa 2 bulan lagi. Semoga bisa terealisasi sampai 10.000 unit,” paparnya kepada Bisnis, Selasa, 18 Oktober 2016.
Dia mengatakan para pengembang sebenarnya bisa memenuhi target pembangunan rumah bersubsidi jika ada koordinasi dari awal dengan lembaga perbankan. Nyatanya, pihak perbankan baru menjalin kerja sama dengan pengusaha properti mendekati akhir tahun atau pada September 2016.
Dengan kondisi tersebut, pihaknya pesimistis pembangunan rumah tidak sesuai dengan target diangka 13.000 unit. Saat ini, beberapa bank yang menjalin kerja sama, yakni PT Bank Jateng, PT BRI, PT BRI Syariah, Bank Artha Graha, dan PT BNI Syariah.
“Mereka baru melaporkan kuota kredit KPR Subsidi kepada kami. Kami respons bagus, tapi waktunya terlalu mepet,” ungkapnya.
Andi memaparkan, saat ini, institusi Polri dan TNI juga berupaya bekerja sama dengan para pengembang untuk membangun rumah subsidi. Sementara itu, transaksi penjualan rumah pada REI Expo Oktober 2016 meleset dari target awal. Target awal rumah bisa terjual hingga 60 unit, tapi realisasi penjualannya hanya 47 unit.
Wakil Ketua REI Jawa Tengah Bidang Pertanahan Wibowo Tedjo Sukmono mengungkapkan, tidak sesuainya penjualan karena sebagian konsumen masih wait and see terkait kondisi ekonomi ke depan.
Meski demikian, pihaknya berharap jumlah tersebut akan terus meningkat mengingat masih ada tiga pengembang yang belum melaporkan hasil penjualannya. "Kebetulan REI Ekspo kemarin diikuti 18 pengembang. Saat ini, ada tiga pengembang yang belum melaporkan penjualannya kepada kami," ujarnya.