TEMPO.CO, Jakarta - Dolar Amerika Serikat melemah dari level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir di tengah spekulasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan laju kenaikan suku bunga bahkan jika bank sentral memperketat kebijakan akhir tahun ini.
Baca juga: Dalam 2 Pekan, Penerimaan Tax Amnesty Bertambah Rp 365,92 M
US Dollar Index, yang melacak pergerakan mata uang dolar terhadap mata uang utama lainya di dunia, ditutup melemah 0,13 persen atau 0,131 poin ke level 97,888.
Pelemahan ini menyusul pidato Wakil Gubernur The Fed Stanley Fischer yang menguraikan faktor penekan pertumbuhan dan tingkat suku bunga di New York hari Senin, 17 Oktober 2016.
Sebelumnya, Gubernur The Fed Janet Yellen pada 14 Oktober menyampaikan argumen untuk mempertahankan kebijakan moneter sambal tetap menaruh kemungkinan kenaikan suku bunga tahun ini, sehingga berpotensi meredupkan daya tarik greenback.
Simak lainnya: Ini Daftar Kereta Ekonomi yang Jadi Bisnis dan Sebaliknya
"Dolar tertahan setelah kinerja positif dalam beberapa minggu terakhir," kata Omer Esiner, kepala analis pasar Commonwealth Foreign Exchang, seperti dikutip Bloomberg.
“Komentar Yellen konsisten dengan penurunan laju kenaikan suku bunga dalam jangka menengah dan panjang, dan hal ini menjadi sesuatu yang dapat membatasi kenaikan dolar,” lanjutnya.
Indeks dolar AS
17 Oktober | Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan
97,888 |
14 Oktober | 98,019 |
13 Oktober | 97,516 |
Sumber: Bloomberg, 2016