TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad mengatakan pihaknya terus mendorong perluasan program inklusi keuangan ke semua pelosok negeri. Upaya itu dimaksud untuk semakin membuka akses masyarakat ke sektor jasa keuangan. “Program ini bisa membantu pengentasan kemiskinan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Ahad, 16 Oktober 2016.
Menurut Muliaman, inklusi keuangan mampu mengurangi tingkat kemiskinan. Sebab, apabila akses terhadap sektor jasa keuangan sudah dekat, masyarakat bisa menabung, membuat usaha, dan ekonomi produktif. Ia menambahkan bahwa akses ke sektor tersebut tidak kalah penting dengan sektor pendidikan dan kesehatan.
Muliaman menilai semakin masyarakat mengenal dan menggunakan produk dan jasa keuangan dengan baik, maka kesejahteraannya akan semakin meningkat. Salah satu media yang bisa digunakan untuk mengenal sektor keuangan adalah pasar modal. Ia menyebut pasar modal sebagai primadona baru di sektor keuangan karena memiliki banyak keunggulan, khususnya pembiayaan jangka panjang.
Muliaman memastikan bahwa OJK akan terus mendorong pengembangan pasar modal, misalnya dengan mendukung program Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) di berbagai kampus. Harapannya, mahasiswa dan masyarakat semakin mengenal produk dan jasa pasar modal.
Hari ini OJK meresmikan Galeri Investasi BEI di Universitas Nusa Nipa Maumere, Nusa Tenggara Timur. Muliaman menuturkan bahwa galeri tersebut adalah yang ke-62 yang diresmikan tahun ini, bahkan menjadi galeri investasi BEI pertama di Maumere dan kedua di Nusa Tenggara Timur. Sementara total galeri investasi hingga saat ini, tercatat ada 217 di perguruan tinggi di Indonesia.
Selain itu, Muliaman mengimbau agar akses keuangan harus dibuka seluas-luasnya, bukan hanya di bidang pasar modal, melainkan juga di perbankan dan industri keuangan nonbank. Tujuannya agar inklusi keuangan semakin baik sejalan dengan program Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia.
DANANG FIRMANTO