TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Arlinda bersama Pejabat Ekonomi Kedutaan Besar Jerman di Jakarta Thomas Schnur menyaksikan penandatanganan kerja sama Strategy Paper on Ilghtweight Timber Indonesia dan Service Agreement on Interzum 2017 di sela Trade Expo Indonesia (TEI) 2016, Jumat, 14 Oktober 2016. "Penandatanganan ini dilakukan untuk meningkatkan ekspor produk kayu ringan Indonesia khususnya ke Eropa," ujar Arlinda.
Menurutnya kerja sama itu dilakukan antara Direktorat Jenderal PEN Kemendag dengan Import Promotion Desk (IPD) Jerman. Arlinda menuturkan transaksi kerja sama ini sebesar USD 2,88 juta. Negara-negara Eropa, ujarnya, mulai gencar melakukan kerja sama perdagangan dengan Indonesia.
Selain itu, kata dia, Indonesia merupakan salah satu negara terdepan di dunia dalam hal produksi dan ekspor kayu ringan. Indonesia juga kaya sumber bahan baku kayu ringan yang saat ini diminati oleh industri kayu di negara-negara Eropa. "Pasar Eropa sangat menjanjikan untuk produk kayu ringan karena permintaan terus meningkat," ujar Arlinda.
Arlinda berujar masyarakat Eropa mulai banyak memanfaatkan kayu ringan dalam industri perkakas dapur, alat rumah tangga, dan otomotif. Selain itu masyarakat Eropa juga mulai mementingkan produk bernilai tambah dan berkelanjutan.
IPD Jerman membawa rombongan misi pembelian kayu ringan sebanyak sepuluh importir. Dari kunjungan tersebut akhirnya disepakati kerja sama dengan transaksi USD 2,88 juta. Delegasi tersebut juga telah melakukan kunjungan dan pertemuan bisnis ke delapan perusahaan kayu ringan di Medan, Semarang, dan Surabaya. "Terakhir mereka mengunjungi TEI ini dan langsung tanda tangan kerja sama,"ujar Arlinda.
Arlinda mengatakan IPD Jerman percaya dengan produk Indonesia dalam kayu ringan. Karena itu mereka memandang Indonesia sebagai negara perintis pencipta dan pengekspor kayu ringan inovatif ke pasar Eropa. "Ini menjadi kesempatan bagi pelaku usaha kayu untuk meningkatkan pemasaran mereka dengan langkah startegis dan penguatan branding," kata dia.
Sebelumnya pada hari kedua penandatanganan kontrak dagang misi pembelian didominasi oleh importir asal Australia dengan produk makanan dan minuman. Penandatanganan kontrak senilai US$ 7,99 juta yang terjadi pada hari kedua ini didominasi oleh importir asal Australia. "Hari ketiga masuk ke industri kayu ringan sehingga semakin beragam jenis kerja sama kita dengan negara lain," ujar dia.
Kementerian Perdagangan selaku penyelenggara acara TEI 2016 menampilkan 1.100 perusahaan nasional sebagai peserta pameran. Berbagai produk dipamerkan dalam enam zonasi yaitu manufaktur; furnitur dan dekorasi rumah; produk makanan, minuman, perikanan, dan pertanian; kerajinan premium, kecantikan, dan gaya hidup; industri kreatif; serta jasa dan investasi. Pameran ini dimulai sejak 12 Oktober dan akan berlangsung hingga 16 Oktober 2016.
ODELIA SINAGA