TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam perdagangan hari ini dibuka melemah di level 5.338,69, atau turun tipis 1,71 poin (0,03 persen) dibanding penutupan kemarin di level 5340,40.
Namun pelemahan itu hanya sesaat. Pada pukul 09.13 WIB, indeks menguat ke level 5.347,52 atau naik 7,02 poin (0,13 persen). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, sebanyak 115 saham menguat, 53 saham melemah, 66 saham stagnan, dan 304 tak diperdagangkan.
Penguatan IHSG diikuti oleh indeks sektoral yang hampir semua bergerak naik, kecuali sektor properti yang masih melemah 0,4 persen, serta sektor agrikultur dan industri dasar yang masih kompak melemah 0,2 persen.
Menguatnya indeks di Bursa Efek Indonesia sejalan dengan Bursa Asia, kecuali Shanghai Composite Index di Cina yang masih melemah 0,38 persen atau 11,48 poin ke level 3.049,87. Adapun Indeks Nikkei 225 Tokyo Jepang menguat 0,07 persen atau 11,4 poin ke level 16.785,64, Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,48 persen atau naik 111,13 poin ke level 23.142,44, dan Indeks Straight Times Singapura menguat 0,05 persen atau 1,45 persen di level 2.806,93.
Analis ekonomi dari First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, pergerakan IHSG hari ini akan dipengaruhi oleh sentimen eksternal. Salah satunya sentimen negatif kawasan Asia, di mana data ekspor dan impor Cina yang pada September lalu tidak sesuai dengan ekspektasi pasar, yakni turun 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan turun 2,8 persen dibanding Agustus 2016.
“Buruknya data ekspor Cina September telah memicu tekanan di saham tambang yang sebelumnya cenderung menguat,” ucap David. Selain itu, meningkatnya risiko pasar saham juga dipicu oleh melemahnya rupiah atas dolar Amerika Serikat menyusul semakin kuatnya kemungkinan kenaikan bunga di AS pada Desember mendatang.
David memperkirakan perdagangan hari ini akan bergerak dalam rentang konsolidasi dengan support 5.295 dan resistan 5.370. “Cenderung di teritorial negatif.”
DESTRIANITA