TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan Bendungan Kuwil yang berlokasi di Kawangkoan, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, telah memasuki tahap pengerjaan konstruksi bangunan bendungan. Seperti dikutip dari keterangan pers Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jumat, 14 Oktober 2016, pengerjaan konstruksi bendungan tersebut mulai dilakukan karena proses pembebasan lahan tidak menemui kendala yang berarti.
"Menurut laporan, sudah masuk tahap pengerjaan konstruksi. Pembebasan lahan awalnya hanya sekitar 30 hektare. Pada 2016, ada tambahan menjadi 100 hektare. Sudah cukup pembebasan lahannya untuk dapat menjalankan pekerjaan di Kuwil ini," ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono saat meninjau proyek Bendungan Kuwil itu kemarin.
Dengan tidak adanya permasalahan dalam pembebasan lahan itu, Basuki optimistis pembangunan Bendungan Kuwil dapat selesai sesuai target. Awalnya, pembangunan Bendungan Kuwil itu ditargetkan rampung pada 2020. "Tapi saya kira bisa dipercepat karena lahan tidak ada masalah. Mudah-mudahan, asal ada anggarannya, bisa dipercepat," katanya.
Basuki menambahkan, dalam menyelesaikan permasalahan pembebasan lahan di Sulawesi Utara, termasuk di Bendungan Kuwil, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menggandeng pemerintah provinsi. "Kami koordinasi dengan pemprov, dibantu untuk pembebasan lahan," tutur Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey. Dia mengatakan peran pemprov dalam percepatan pembangunan, salah satunya koordinasi pembebasan lahan.
Menurut data Kementerian, Bendungan Kuwil berdaya tampung 23,37 juta meter kubik. Bendungan itu terletak di Sungai Tondano, tepat di sebelah hilir PLTA Tanggari II. Bendungan Kuwil berfungsi mereduksi banjir sebesar 282,18 meter kubik per detik, memasok air baku untuk Manado, Minahasa Utara, dan Bitung dengan debit sebesar 4,5 meter per kubik dan menyediakan energi listrik dengan kapasitas sebesar 1,2 megawatt.
ANGELINA ANJAR SAWITRI