TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi perekonomian dunia yang masih lesu pada tahun ini dan diprediksi bakal berlanjut hingga beberapa tahun ke depan akan berimbas pada persaingan global yang makin keras serta mengarah kepada proteksionisme. "Ini terjadi dari kerja sama regional hingga bilateral," ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di sela-sela Trade Expo Indonesia ke-31 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Namun Enggartiasto menuturkan tak ingin Indonesia menghadapi persaingan dengan cara yang mengarah kepada proteksionisme. Dia menginginkan Indonesia menghadapi persaingan dengan elegan dan dengan prinsip keterbukaan. "Indonesia tak mau terjebak seperti itu," ucapnya.
Politikus Partai NasDem itu menjelaskan, untuk mampu bersaing tentu diperlukan peningkatan daya saing. Hal itu dapat dicapai dengan peningkatan kualitas produk, inovasi, dan perbaikan struktur biaya. "Agar dapat menciptakan ekonomi yang kondusif."
Pameran ekspor yang dibuka hari ini, tutur Enggartiasto, memiliki dua tujuan besar. “Pertama, itu transaksi langsung. Dan kedua, untuk hubungan bisnis jangka panjang," kata Enggartiasto.
Acara Trade Expo Indonesia ke-31 dibuka Presiden Joko Widodo. Acara ini diikuti peserta dari pelaku usaha nasional sebanyak 1.100 dan dikunjungi buyer sebanyak 15.562 orang dari 120 negara.
Selain dihadiri Presiden Joko Widodo dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, acara ini dihadiri Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
DIKO OKTARA