TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank BRI Syariah menargetkan pembiayaan KPR Faedah dapat mencapai Rp 400 miliar hingga akhir tahun ini. Corporate Secretary Group Head BRI Syariah Indriati Tri Handayani mengatakan sejak diluncurkan pada September 2016 lalu, pembiayaan KPR Faedah BRIS sudah mencapai Rp 150 miliar.
Adapun pembiayaan KPR Faedah merupakan pembiayaan kepemilikan rumah yang menyasar kelas di atas subsidi hingga menengah. Seperti diketahui, BRI Syariah juga menjadi penyalur pembiayaan perumahan subsidi FLPP yang diinisiasi pemerintah. “Segmen BRIS di atas rumah subsidi sampai dengan kelas menengah. Diperkirakan pertumbuhan Rp 400 miliar,” ujarnya, Selasa, 11 Oktober 2016.
Indri mengatakan, pembiayaan KPR Faedah menjadi bisnis perseroan yang tengah ditingkatkan saat ini. Menurutnya, peningkatan bisnis di sektor perumahan tersebut didukung dengan peningkatan modal yang dilakukan perseroan.
Adapun perseroan telah melakukan penawaran umum sukuk mudarabah subordinasi I Bank BRI Syariah Tahun 2016 dengan jumlah dana sebanyak-banyaknya sebesar Rp 1 triliun.
Dengan penerbitan sukuk ini, lanjut Indri, perseroan akan memiliki rasio kecukupan modal yang baik untuk menopang pertumbuhan bisnis ke depan. “Dengan penambahan modal, nanti bisa meningkatkan ekspansi pembiayaan kami, terutama untuk pembiayaan KPR Faedah BRIS,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama BRI Syariah Mochamad Hadi Santoso mengatakan dengan penerbitan sukuk mudarabah subordinasi ini, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perseroan diperkirakan dapat mencapai 16 persen.
Adapun per Juni 2016, modal inti (tier 1) BRI Syariah tercatat sebesar Rp 2,3 triliun, sedangkan modal pelengkap (tier 2) sebesar Rp 119,82 miliar. Sementara rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tercatat sebesar 14,06 persen.