Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ficer: Pahit Getirnya Hidup Nelayan di Sendang Biru, Malang  

image-gnews
Aktivitas jual beli ikan tuna di Pasar Ikan Sendang Biru, Kabupaten Malang, Jawa Timur. TEMPO/Eko Widianto
Aktivitas jual beli ikan tuna di Pasar Ikan Sendang Biru, Kabupaten Malang, Jawa Timur. TEMPO/Eko Widianto
Iklan

Berbeda dengan kredit ke perbankan yang dianggap berbelit-belit. Seperti menyediakan surat ijin usaha, kartu keluarga, dan syarat administrasi lainnya. Padahal hanya sepelemparan batu dari dermaga berdiri sebuah kantor unit Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang buka saban hari. “Saya tak pernah ke bank, urusannya jadi ribet,” ucapnya.

Pemilik kapal, katanya, memiliki bagian separuh dari hasil tangkapan. Sementara selebihnya dibagi rata dengan seluruh anak buah kapal. Jika musim ikan, Slamet pernah mendapat penghasilan sekitar Rp 30 juta sekali melaut. Sedangkan saat musim paceklik mereka harus gigit jari tak ada pemasukan sama sekali.

Contohnya sekarang, kala musim paceklik. Sebagian nelayan beralih bekerja sebagai ojek, kuli bangunan, dan buruh tani untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan nelayan asal luar Malang seperti Makassar, Balikpapan, Probolinggo, dan Madura memilih pulang ke kampung halamanannya. Sekitar 40 persen nelayan merupakan warga pendatang.

nelayan Sendang Biru, Malang

Saat Tempo singgah ke sana, ratusan kapal nelayan bersandar di dermaga. Tak banyak aktivitas nelayan yang melaut mencari ikan tuna. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pondok Dadap tampak sepi. Sejumlah pekerja duduk tercenung. Mereka bercengkerama atau sekedar bermain telepon pintar untuk menhilangkan kebosanan.

Sejak pagi, tak banyak transaksi jual beli ikan tuna. Hanya sekitar tiga kapal yang bongkar muat barang dan melelang ikan hasil tangkapannya.

Umar Hasan, salah seorang pengambek mengatakan tak banyak ikan yang dihasilkan hari ini. Hanya nelayan pemberani, katanya, yang nekat melaut mencari ikan. Dari total 1000 kapal nelayan, hanya 10 persen yang melaut. Selebihnya tetap berdiam diri di Sendang Biru. “Cuma dapat empat ton ikan tuna,” katanya.

Tak heran, harga ikan tuna melonjak dari Rp 8 ribu per kilogram jadi Rp 15 ribu. Padahal saat musim ikan, setiap hari tak kurang dari 50 ton sampai 100 ton ikan tuna masuk ke TPI Pondok Dadap.

Umar menjelaskan, nelayan dan pengambek sebenarnya mitra yang saling membutuhkan dalam bisnis ikan tangkap di Sendang Biru. “Tak ada perjanjian, hanya saling kepercayaan,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pinjaman untuk para nelayan, kata dia, tak cuma-cuma. Pengambek mendapat keuntungan lima persen dari hasil penjualan ikan hasil tangkapan. Ikan yang dihasilkan para nelayan juga langsung dibeli pengambek. Setiap musim pengambek memberikan ikatan berupa modal usaha atau biaya operasional. Untuk kapal sekoci sebesar Rp 30-50 juta sedangkan untuk kapal slerek Rp 150-200 juta.

Uang perikatan itu digunakan untuk membeli alat tangkap, membeli es dan solar selama satu musim atau tujuh bulan. Seorang pengambek bisa menangani antara 30-50 kapal. Ikan hasil tangkapan nelayan harus dijual kepada masing-masing pengambek, tak bisa dijual ke pihak lain.

nelayan Sendang Biru, Malang

Padahal sekitar 25 persen ikan tuna hasil tangkapan nelayan dipasok ke industri untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke Jepang dan Eropa. Terutama untuk ikan tuna segar berdaging merah yang berbobot antara 30-80 kilogram per ekor.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

6 jam lalu

Kapal kecil nelayan Natuna saat melaut di pesisir Pulau Ranai. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.


Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

2 hari lalu

Beberapa nelayan Natuna yang ditangkap di Malaysia. Foto Istimewa
Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.


Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

3 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

7 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

8 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

14 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

18 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

26 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

35 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

38 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.