TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jumat, 7 Oktober 2016, turun 32,19 poin (0,60 persen) ke posisi 5.377,14. Pada sesi awal perdagangan, indeks saham dibuka di zona merah di level 5.403,83.
Berdasarkan data RTI Business, terpantau 145 saham menguat, 141 bergerak melemah, dan 252 saham stagnan.
Dari seluruh indeks sektoral yang diperdagangkan di bursa, tiga saham menguat, yakni saham agrikultur yang menguat 1,1 persen, sektor pertambangan naik 1 persen, disusul sektor industri dasar yang menguat 0,6 persen.
Sedangkan indeks sektoral lain melemah, dengan sektor paling banyak terkoreksi adalah sektor aneka industri yang turun 1,5 persen, konsumer turun 1,2 persen, dan sektor keuangan serta manufaktur kompak turun 0,9 persen.
Dalam perdagangan hari ini, volume saham yang ditransaksikan sebanyak 8,5 miliar saham dengan nilai Rp 6,02 triliun dan frekuensi perdagangan 267 ribu kali. Asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 338,41 miliar.
Penurunan indeks di Bursa Efek Indonesia sejalan dengan indeks saham di Asia. Indeks Nikkei 225 Tokyo Jepang terkoreksi 0,23 persen atau 39,01 poin ke level 16.860,09. Indeks Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,42 persen atau 100,68 poin ke level 23.851,820. Adapun indeks STI Singapura terkoreksi 0,35 persen atau 9,98 poin ke level 2.875,24.
Sebelumnya, analis ekonomi dari First Asia Capital, David Sutyanto, memperkirakan perdagangan saham di akhir pekan ini akan bergerak dalam rentang konsolidasi dibayangi pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
"IHSG diperkirakan bergerak bervariasi dengan support di angka 5.380 hingga resistan di level 5.450 dan berpeluang menguat terbatas," ujar David dalam pesan tertulis, Jumat, 7 Oktober 2016.
David mengatakan fokus pasar kembali pada rencana kenaikan bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed Funds Rate) di akhir tahun ini menyusul data ekonomi AS yang keluar akhir-akhir ini turut mendukung rencana kenaikan tersebut. Spekulasi kenaikan bunga di AS membuat dolar AS menguat dan harga obligasi turun.
DESTRIANITA