TEMPO.CO, Jakarta - Menurut data yang dirilis Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada Kamis, 6 Oktober 2016, Indeks Harga Pangan naik 2,9 persen pada September. Hal ini terutama didorong oleh lonjakan harga produk-produk susu.
Harga biji-bijian dan sereal, komponen terbesar dalam indeks harga pangan, turun 1,9 persen, karena panen padi yang baik di Asia. Tapi itu tidak cukup mengimbangi kenaikan harga di sektor-sektor lain.
Kenaikan terbesar berasal dari harga produk susu, yang melompat 13,8 persen karena produksi susu rendah di Eropa. Harga gula juga melonjak, naik 6,7 persen karena cuaca buruk di Brasil, produsen gula terkemuka di dunia.
Sementara itu, harga untuk lemak dan minyak naik 2,9 persen, dan harga daging datar. Dengan peningkatan pada September, indeks keseluruhan sekarang 10 persen lebih tinggi daripada setahun lalu.
Indeks saat ini telah meningkat selama tujuh dari delapan bulan terakhir, setelah hampir dua tahun menurun. Meskipun terjadi kenaikan harga baru-baru ini, laporan Food Outlook FAO memperkirakan harga akan tetap "seimbang" selama tahun depan, dengan produksi pertanian diperkirakan akan datar.
Seperti dilansir Xinhua, indeks FAO berikutnya, yang didasari sekeranjang 55 barang dan 73 kutipan harga dalam lima kelompok komoditas pangan utama, akan dirilis pada 10 November mendatang.
ANTARA