TEMPO.CO, Jakarta - Permintaan akan keramik dan material bangunan lain akan tumbuh mengikuti kenaikan permintaan semen. Investment Coordinating Manager PT SCG Indonesia Vikorn Phongsathorn optimistis kinerja perusahaan SCG Indonesia, yang bergerak di bidang material bangunan, membaik dalam beberapa bulan ke depan seiring dengan peningkatan konsumsi semen di Indonesia.
Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menunjukkan penjualan semen naik 8,7 persen dari 5,49 juta ton pada Agustus 2015 menjadi 5,97 juta ton pada Agustus 2016.
Konsumsi sepanjang Agustus membuat penjualan semen tahun berjalan semakin mendekati target 5 persen yang ditetapkan ASI. Penjualan semen pada Januari-Agustus 2016 telah mencapai 39,07 juta ton atau tumbuh 3,9 persen.
Phongsathorn menjelaskan, permintaan atas material bangunan selain semen biasanya naik mengikuti pertumbuhan permintaan atas semen. Alasannya, pembangunan infrastruktur jalan selalu diikuti pembangunan gedung dan perumahan.
“Setelah infrastruktur dasar, pasti akan diikuti keramik. Kami melihat permintaan atas semen dalam beberapa bulan terakhir mulai pulih. Kami berharap segera diikuti permintaan atas material bangunan lain,” tuturnya.
Perusahaan SCG Indonesia yang bergerak di bidang material bangunan antara lain produsen keramik PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk (KIAS) dengan kapasitas produksi keramik lantai/dinding sebanyak 21 juta meter per segi per tahun dan keramik atap 22 juta meter persegi per tahun.
SCGI Indonesia juga memiliki industri gipsum PT Siam-Indo Gypsum Industry dengan kapasitas produksi 20 juta meter persegi per tahun dan produsen PT TPC Indo Plastic and Chemicals yang memproduksi pipa PVC dengan kapasitas 120 ribu ton per tahun. Perusahaan asal Thailand tersebut juga memiliki 30,57 persen saham produsen bahan baku plastik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.