TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dirinya akan segera berkunjung ke Jepang. Agendanya membicarakan sejumlah hal. Salah satu di antaranya tentang pengelolaan Blok Masela.
Menurut Luhut, dalam kunjungannya ke Jepang, ia akan mengajak mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar. "Saya ajak Pak Arcandra. Beliau ahlinya untuk langsung menjelaskannya," kata Luhut saat ditemui di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta Pusat, Selasa, 4 Oktober 2016.
Luhut menampati posisi Arcandra Tahar yang dicopot setelah dua pekan bekerja, Agustus lalu. Nama Arcandra mencuat lagi setelah muncul kabar bahwa Presiden Joko Widodo akan menunjuk Menteri ESDM definitif.
Luhut ditanya wartawan apakah tiga permintaan dari Inpex Corporation, perusahaan minyak asal Jepang yang mengelola Blok Masela, akan dipenuhi, menurut Luhut hal itu masih dalam tahap negosiasi. Namun dia mengatakan sejauh ini belum ada rasa keberatan terhadap permintaan Inpex. "So far, saya lihat tak ada (keberatan)," ucapnya.
Baca: Ahok Berpotensi Kalah di Pilgub DKI Jakarta, Ini Analisa LSI
Selain soal Masela, keberangkatan Luhut ke Jepang juga akan membicarakan sejumlah kerja sama di bidang lain. Terutama karena Indonesia baru saja melakukan amnesti pajak, dan akan ada dana-dana masuk ke berbagai proyek. "Kami tak mau hanya BUMN, ada private sector juga," ujar Luhut yang juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu.
Luhut mencontohkan untuk sektor swasta, Jepang akan diberikan porsi, seperti proyek kerata api cepat Jakarta-Surabaya, atau proyek pelabuhan dan kelistrikan. "Tadi malam Presiden minta Jepang masuk, bikin kereta api cepat."
Simak: Diduga Sakit Jiwa, Ibu Pemutilasi Anak Tak Mengaku Membunuh
Adapun di sektor kemaritiman, kata Luhut, sedang dipertimbangkan oleh pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang. Namun, dalam bentuk apa kerjasamanya, belum dibicarakan lebih lanjut. Menurut Luhut, kerja sama di bidang maritim sangat luas cakupannya. "Kekayaan maritim kita, kan, luar biasa."
DIKO OKTARA