TEMPO.CO, Jakarta - Berbekal pendidikan desain grafis di Nanyang Academy of Fine Arts, Singapura, dan Universitas RMIT Melbourne, Inez Tiara, 28 tahun, mencoba mengaplikaskan ilmu yang dipelajarinya dengan merintis unit usaha bernama Kelly's Wrapp pada 2013.
Bisnis ini berfokus pada pembuatan benda-benda untuk hadiah dan alat tulis. Inez membuat desain ilustrasi pada produk-produk wrapping paper atau semua yang berkaitan dengan kertas, seperti kertas kado, buku jurnal, dan kartu ucapan.
Dalam perkembangannya, Inez menyadari benda-benda wrapping tergeser oleh penggunaan teknologi digital.
“Orang membeli buku hanya untuk disimpan, bukan ditulis. Jadi saya mulai berpikir, benda apa saja yang bisa terpakai, bukan hanya disimpan. Akhirnya berkembanglah ke benda-benda lain, seperti tote bag, pouch, porselen, dan buku cerita. Tahun ini kami membuat produk pakaian, seperti kaus, sweater, scarf, hingga bantal,” tuturnya.
Karena perkembangan bisnisnya, bulan lalu ia mengganti nama Kelly's Wrapp menjadi Kellysandco. Kini, Inez menyebut bisnisnya sebagai bisnis produk ilustratif. Intinya, ia menawarkan benda-benda dengan desain ilustrasi gambar yang unik.
Semua desain yang muncul di produk Kellysandco dibuat oleh Inez. Ia membuat desain tematik per tiga bulan dengan tema yang cukup beragam. Ada tema “New York”, “Alice in Wonderland”, “Animals”, dan lain-lain. Bila ada desain yang menjadi best-seller dan permintaannya tinggi, ia akan terus memproduksi benda dengan desain tersebut.
“Untuk saat ini, desain bertema ‘Flamingo’ sedang menjadi best-seller. Sejak dikeluarkan pada April lalu hingga sekarang, masih banyak yang mencari,” kata Inez, yang juga melayani pembuatan desain custom untuk suvenir dan undangan pernikahan.
Rata-rata setiap barang diproduksi sebanyak 40 buah. “Jujur saja, saya enggak tahu sudah berapa banyak desain dan benda yang sudah saya buat. Mungkin sudah ratusan,” tutur Inez, yang menjual produknya dengan harga Rp 20-300 ribu.
Semakin beragamnya produk dan desain yang ditawarkan Kellysandco, bisnis ini mengalami pertumbuhan signifikan.
Inez, yang menggelontorkan modal Rp 20-30 juta pada awal mendirikan usaha, kini bisa meraup omzet Rp 100 juta setiap bulan pada momen biasa. Angka ini bisa melonjak pada momen-momen tertentu, seperti Lebaran dan Natal.