TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina Retail, anak usaha PT Pertamina (Persero), membukukan laba bersih Rp 108,5 miliar sejak Januari hingga Agustus 2016. "Jumlahnya hampir setara dengan capaian laba pada 2015, yaitu Rp 108,7 miliar," kata Direktur Utama PT Pertamina Retail Toharso di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat, 30 September 2016.
Namun jumlah laba masih jauh dari RKAP 2016, yaitu Rp 224,6 miliar. Jumlah laba 2016 ditargetkan naik 107 persen dari perolehan tahun lalu, Rp 108,7 miliar.
Sedangkan realisasi pendapatan sejak awal tahun hingga Agustus 2016 sebesar Rp 6,9 triliun. Dalam RKAP 2016, pendapatan ditargetkan sebesar Rp 14,2 triliun.
Baca Juga: Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya
Toharso mengatakan 70 persen dari total keuntungan Pertamina Retail berasal dari produk bahan bakar minyak. Sedangkan 30 persennya bersumber dari produk non-BBM, seperti gerai Bright Store, Bright Cafe, Bright Oil Mart, dan Bright Car Washed, serta Enduro Xpress. Produk tersebut dikelola terintegrasi dengan SPBU Company Owned Company Operated (COCO).
Toharso menambahkan, pihaknya ingin mengubah rasio keuntungan Pertamina Retail. "Ke depan, kami ingin dibalik rasionya," tuturnya. Ia berharap, pada 2025-2030, keuntungan dari produk non-BBM bisa lebih besar dibanding keuntungan dari produk BBM.
Simak: Dituduh Selingkuh & Lady Evil, Ibu Kiswinar Laporkan Mario
Toharso mengatakan potensi peningkatan penjualan produk non-BBM di SPBU sangat besar. Dalam sehari, transaksi di SPBU bisa mencapai 3.000 transaksi. Di tempat yang lebih besar bahkan bisa mencapai 5.000 transaksi.
"Mereka, selain mengisi bahan bakar, membutuhkan tempat istirahat sampai tempat membeli kebutuhan perjalanan," tuturnya. Toharso berniat merancang SPBU yang baru dengan memberikan ruang lebih banyak untuk outlet penjualan non-BBM.
VINDRY FLORENTIN
Baca Juga:
Rayuan Bos Polisi ke Jessica Wongso: Kamu Tipe Saya Banget
Raffi Beri Ayu Ting Ting Mini Cooper? Ini Kata Ibunda