TEMPO.CO, Jakarta - PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) mengalihkan sisa pembayaran utangnya dari Credit Suisse AG Singapore Branch kepada anak usaha perseroan pengelola ANTV, yakni PT Cakrawala Andalas Televisi (CATV), dan pengelola TV One, PT Lativi Media Karya, sebesar US$ 160,84 juta atau setara dengan Rp 2,13 triliun.
Presiden Direktur VIVA Anindya Bakrie mengatakan transaksi pinjaman akan dilaksanakan setelah perseroan mendapatkan persetujuan pengalihan sebagian utangnya kepada Cakrawala Andalas dan Lativi berdasarkan credit agreement.
Selain itu, sebenarnya persero mendapat persetujuan untuk mendivestasi sebesar 15 persen saham anak usahanya, yakni PT Intermedia Capital Tbk, agar utang mereka dapat segera dilunasi.
“Dari sini pun sebenarnya kami tidak perlu divestasi. Tapi kalau bisa divestasi akan mempercepat lagi, sehingga kembali intinya bagaimana kami fokus kepada operasi, tidak banyak mikirin refinancing lagi,” kata Anindya Bakrie saat ditemui seusai pelaksanaan rapat umum pemegang saham luar biasa di Hotel JS Luwansa, Jumat, 30 September 2016.
Pada 1 November 2013, VIVA telah menandatangani perjanjian utang dan perseroan mendapat pinjaman dana US$ 230 juta dari sindikasi perbankan yang dipimpin Credit Suisse AG Singapore Branch dengan tanggal jatuh tempo pelunasan pada 8 November 2017.
Menurut Anindya, setelah melakukan pembayaran bunga, principal, dan berbagai macam hitungan, sisa utang perseroan menjadi sekitar US$ 220 juta.
Perseroan bermaksud mengurangi beban utang dalam denominasi dolar Amerika Serikat melalui mekanisme pelunasan yang dipercepat sebagaimana diatur dalam credit agreement, sehingga mereka dapat melakukan efisiensi atas pinjaman tersebut.
Untuk pelunasan itu, perseroan akan mendapat fasilitas pinjaman dari anak usahanya, yakni Cakrawala Andalas TV (CATV), dalam rangka prepayment atas sebagian utang perseroan kepada Credit Suisse AG, di mana dana pinjaman CATV diperoleh dari sindikasi lembaga perbankan dalam negeri.
Ketika terjadi pelunasan, maka perseroan akan menerima pinjaman baru maksimum US$ 65 juta dari Credit Suisse. Dari nilai itu, perseroan akan menggunakan US$ 50 juta untuk kebutuhan prepayment. Sehingga berdasarkan laporan keuangan konsolidasian perseroan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2016, sisa utang perseroan berdasarkan credit agreement tersebut menjadi sebesar US$ 160,84 juta, atau setara dengan Rp 2,13 triliun.
Dengan dilaksanakannya transaksi pinjaman baru dari Credit Suisse, maka utang perseroan akan lunas. Sebagian utang perseroan kepada Credit Suisse yang tidak dapat di-refinancing dengan pinjaman baru, akan beralih menjadi utang perseroan kepada Cakrawala Andalas dan Lativi. Masing-masing nilai utang sebesar Rp 1,04 triliun dan Rp 491 miliar.
DESTRIANITA
Baca:
Heboh Gatot dan Dimas Kanjeng, Ternyata Ini Biangnya
Dituding Bikin Pecah Demokrat, Ahok: Kamu Pusing Amat
Rayuan Bos Polisi ke Jessica Wongso: Kamu Tipe Saya Banget