TEMPO.CO, Jakarta - Bursa global tadi malam berhasil melanjutkan penguatan dengan ditopang oleh naiknya harga minyak mentah.
Indeks saham di zona Euro, yakni Eurostoxx, berhasil menguat 0,68 persen di posisi 2.991,11, terutama ditopang rebound saham Deutsche Bank. Di Wall Street, indeks DJIA serta S&P masing-masing menguat 0,61 persen dan 0,53 persen di angka 18.339,24 serta 2.171,37.
Menurut analis ekonomi First Asia Capital, David Sutyanto, penguatan di Wall Street terutama merespons naiknya harga minyak mentah tadi malam di Amerika Serikat yang rebound hingga 5,6 persen di posisi US$ 47,16 per barel. Kenaikan tersebut menyusul pertemuan OPEC di Aljir kemarin, yang berhasil mencapai kesepakatan awal untuk pengurangan produksi.
Arab Saudi dan Iran sebagai produsen terbesar di OPEC secara tak terduga berhasil mencapai kesepakatan awal pengurangan produksi minyak hingga 32,5-33 juta barel per hari atau turun hampir 750 ribu barel per hari dari produksi OPEC pada Agustus 2016.
"Rally pasar saham global tadi malam dan naiknya harga minyak mentah akan menjadi katalis pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini," ujar David dalam pesan tertulisnya, Kamis, 29 September 2016.
David memperkirakan IHSG berpeluang melanjutkan rally dengan target resisten di angka 5.470 dengan support di posisi 5.375. "Saham-saham berbasiskan komoditas energi berpeluang menguat terimbas oleh kenaikan harga minyak mentah," tuturnya.
Pada perdagangan kemarin, IHSG kembali bergerak fluktuatif. Sempat terkoreksi 28,88 poin pada penutupan sesi pertama, IHSG akhirnya berhasil tutup tipis di teritori positif naik 5,73 poin (0,1 persen) di angka 5.425,337.
Pergerakan saham sektoral bervariasi. Dukungan penguatan IHSG terutama ditopang oleh kenaikan saham sektor konsumsi, properti, dan aneka industri. Sedangkan tekanan jual mendominasi saham perbankan.
Nilai transaksi di pasar reguler kemarin mencapai Rp 6,32 triliun, dan pemodal asing masih mencatatkan penjualan bersih Rp 668,61 miliar. "Penguatan IHSG agak tertahan kemarin, terutama terimbas oleh pergerakan pasar saham kawasan Asia yang juga dilanda tekanan jual," ucap David.
DESTRIANITA