Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Desa Wisata, Banyuwangi Kembangkan Agrowisata Petik Jeruk

image-gnews
Pedagang mendampingi pembeli memilih pohon dan buah jeruk jenis kumquat dan chusa yang diimpor dari Tiongkok di kawasan Senayan, Jakarta, 31 Januari 2016. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Pedagang mendampingi pembeli memilih pohon dan buah jeruk jenis kumquat dan chusa yang diimpor dari Tiongkok di kawasan Senayan, Jakarta, 31 Januari 2016. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengembangkan agrowisata petik jeruk di Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo, untuk melengkapi tujuan wisata lainnya yang kini sedang maju pesat di daerah itu.

Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Senin, 26 September 2016, menjelaskan agrowisata petik jeruk di Desa Temurejo, itu merupakan bagian dari upaya satu desa satu produk yang didorong oleh pemerintah daerah.

"One village one product diterjemahkan sesuai potensi desa. Ada daerah yang sumber airnya melimpah kami dorong dengan program 10 ribu kolam ikan. Desa Temurejo sendiri merupakan salah satu sentra jeruk dan buah naga yang kita dorong sebagai agrowisata," katanya.

Agrowisata hortikultura ini, katanya, akan menjadi rasa baru dan alternatif wisata bagi wisatawan yang berkunjung ke kabupaten berjuluk " The Sunrise of Java" itu. Di lokasi itu Wisatawan akan merasakan sensasi memetik buah jeruk langsung di kebun.

Menurut Anas, wisata agro sangat cocok dikembangkan di Banyuwangi mengingat potensi hortikultura yang ada di daerah itu. "Seperti jeruk ini, musimnya hampir sepanjang tahun ada. Kalau tidak ada jeruk, bisa diganti petik buah naga atau kopi, menyesuaikan musimnya," ujar Anas.

Menurut dia, agrowisata di Banyuwangi saat ini mulai tumbuh. Di sisi Utara Banyuwangi, tepatnya di Desa Gombengsari, Kecamatan Kalipuro juga tengah dikembangkan wisata kembang kopi. Desa Gombengsari terhampar 850 hektare lahan perkebunan kopi rakyat.

Desa Temurejo sendiri menjadi sentra jeruk dengan hamparan kebun seluas 940 hektare. Dengan produksi 28.200 ton, menyumbangkan 40,75 persen total produksi jeruk di Kecamatan Bangorejo.

"Desa Temurejo juga dijadikan pilot project sentra jeruk nasional oleh Kementerian Pertanian," tutur Anas.

Sementara itu Kepala Desa Temurejo, Fuad Musyadad, mengatakan agrowisata petik jeruk akan dikelola oleh badan usaha milik desa (bumdes). Nantinya selain menambah penghasilan petani, hasil agrowisata juga dimanfaatkan untuk pengembangan desa.

"Untuk mendukung agrowisata kami juga sudah meminta kepada pemilik kebun untuk membangun pondok-pondok di tengah kebun untuk tempat istirahat para wisatawan," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dikatakan Fuad, sebenarnya ini bukan destinasi baru karena sebelumnya sudah banyak wisatawan yang datang. Namun, pihaknya sekarang ingin mengembangkan potensi tersebut lebih serius.

"Bila biasanya wisatawan dari Pantai Pulau Merah langsung balik hotel, sekarang ini mulai banyak wisatawan yang beragrowisata petik buah naga ataupun jeruk di sini. Mereka mampir ke sini, untuk merasakan sensasi petik buah sambil buahnya dijadikan oleh-oleh," ujar dia.

Fuad melanjutkan, beberapa agen travel sudah meminta pihaknya untuk bekerja sama menjadikan Desa Temurejo sebagai bagian dari paket wisata. Wisata Petik buah jeruk menjadi salah satu atraksi wisata yg dipaketkan dengan destinasi wisata dari Pulau Merah ke Gunung Ijen atau sebaliknya.

"Kami mengemas agrowisata dengan membebaskan pengunjung memetik sendiri buah jeruk di kebun milik warga. Per orang dikenakan biaya Rp 25 ribu bisa mengambil jeruk sebanyak 3 kilogram," katanya.

Warga desa pun menyambut gembira adanya dukungan pengembangan wisata agro di desanya. Salah satu petani jeruk Murkani, 55 tahun, mengatakan sangat mendukung agrowisata petik jeruk, terlebih lahan yang dimilikinya mudah diakses karena berada di pinggir jalan.

Dari hasil kebunnya itu, Murkani mengaku sudah bisa memenuhi semua kebutuhan keluarganya. Dari satu hektare lahan yang dimilikinya dia bisa mendapatkan hasil panen Rp300 juta per tahun.

"Mulai dari pendidikan anak, sandang pangan hingga memiliki kendaraan sudah terpenuhi dari kebun jeruk ini. Saya tambah senang kalau desa ini dijadikan agrowisata. Selain dapat hasil panen juga dapat tambahan dari agrowisata ini," ujar Murkani.

Sementara Data Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan Pemkab Banyuwangi menunjukkan produksi jeruk daerah itu terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2011, produksi jeruk berkisar 103.268 ton dengan luas panen 10.727 hektare. Produktivitasnya waktu itu mencapai 17,2 ton per hektare. Pada 2015, produksinya naik menjadi 354.685 ton dengan luas panen 12.804 hektare. Produktivitasnya naik menjadi 27,7 ton per hektare.


ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

20 hari lalu

CEO Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra. Instagram/setiaputrairfan
Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menebut rencana merger dengan PT Aviasi Indonesia merupakan inisiatif Kementerian BUMN.


Grup Garuda Masuk InJourney dalam Beberapa Bulan ke Depan, Sudah Sehat?

21 hari lalu

Pesawat Garuda Indonesia dengan corak Pocari Sweat merupakan bagian dari kampanye Sweat to Discover yang diluncurkan Kamis, 2 Februari 2024. Kampanye ini bertujuan mengembangkan sport tourism di Indonesia. (Tempo.co/Mila Novita)
Grup Garuda Masuk InJourney dalam Beberapa Bulan ke Depan, Sudah Sehat?

InJourney mengklaim Garuda Indonesia dan Citilink bakal masuk ke holding aviasi pariwisata itu dalam beberapa bulan ke depan. Tanda Garuda sehat?


Digelar Tiga Hari, Festival Pecinan Banyuwangi Angkat Kuliner dan Kesenian Khas Tionghoa

35 hari lalu

Pecinan Street Food menyuguhkan beragam atraksi seni hingga aneka kuliner khas Tionghoa selama tiga hari sejak Jumat, 23-25 Februari 2024 di di Tempat Ibadah Tri Dharma Hoo Tong Bio, Kecamatan Banyuwangi. (Diskominfo Kabupaten Banyuwangi)
Digelar Tiga Hari, Festival Pecinan Banyuwangi Angkat Kuliner dan Kesenian Khas Tionghoa

Festival Pecinan yang digelar tiga hari, 23-25 Februari 2024, menunjukkan bagaimana keguyuban dan keramahan semua etnis yang ada di Banyuwangi.


Sandiaga Pamer Akomodasi di IKN, Hotel Nusantara Diklaim Beroperasi Agustus 2024

10 Januari 2024

Sandiaga Salahudin Uno Menparekraf mengalungkan bunga ke salahs satu wisman yang baru datang di Lagoi, Bintan, Kepulauan Riau, Senin (1/1/2024). TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Sandiaga Pamer Akomodasi di IKN, Hotel Nusantara Diklaim Beroperasi Agustus 2024

Proyek sektor Pariwisata di IKN diklaim jalan terus. Hotel Nusantara beroperasi tabun ini.


Kupas Tuntas Suku Osing, Penduduk Asli Banyuwangi

28 Desember 2023

Warga melintas di gapura Desa Adat Osing Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur. ANTARA/Budi Candra Setya
Kupas Tuntas Suku Osing, Penduduk Asli Banyuwangi

Dengan warisan tradisi, bahasa, seni, dan kepercayaan yang unik, Suku Osing di Banyuwangi membentuk identitas budaya yang kaya dan beragam.


Libur Nataru ke Mana? Deretan Rekomendasi 9 Wisata Pantai di Banyuwangi

27 Desember 2023

Pantai Grajagan, Banyuwangi. Banyuwangitourism.com
Libur Nataru ke Mana? Deretan Rekomendasi 9 Wisata Pantai di Banyuwangi

Destinasi pantai di Banyuwangi adalah surga yang tak boleh dilewatkan bagi pencinta alam dan petualangan. Simak daftar 9 destinasi wisata pantai itu.


Mengenal Desa Wisata Adat Osing Kemiren di Banyuwangi

27 Desember 2023

Warga melintas di gapura Desa Adat Osing Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur. ANTARA/Budi Candra Setya
Mengenal Desa Wisata Adat Osing Kemiren di Banyuwangi

Bagi para wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata, Kemiren, Banyuwangi, tersedia homestay yang siap digunakan sebagai tempat menginap.


Rekomendasi 11 Kuliner yang Wajib Anda Cicipi Saat Berada di Banyuwangi

27 Desember 2023

Kuliner Pecel Rawon resmi tercatat sebagai Pengetahuan Tradisional (PT) asli Bumi Blambangan, Kabupaten Banyuwangi. Foto: Diskominfo Pemkab Banyuwangi.
Rekomendasi 11 Kuliner yang Wajib Anda Cicipi Saat Berada di Banyuwangi

Di samping pesonanya yang menawan, kekayaan kuliner yang ditawarkan di Banyuwangi menghadirkan pengalaman rasa yang tak terlupakan.


Banyuwangi Raih Penghargaan Daerah Terinovasi dan Satyalencana Wira Karya

18 Desember 2023

Banyuwangi Raih Penghargaan Daerah Terinovasi dan Satyalencana Wira Karya

Menumbuhkan budaya inovasi yang terintegrasi dengan program masyarakat. Ada sekitar 270 inovasi berbasis digital ataupun non-digital.


Heru Budi Usul Perda Pengelolaan Kepulauan Seribu Dicabut: Tidak Relevan dengan UU Cipta Kerja

7 November 2023

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyampaikan penjelasan Raperda tentang Pencabutan Perda Nomor 11 Tahun 1992 tentang Penataan dan Pengelolaan Kepulauan Seribu Kota Madya Jakarta Utara di Ruang Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta, Selasa, 7 November 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Heru Budi Usul Perda Pengelolaan Kepulauan Seribu Dicabut: Tidak Relevan dengan UU Cipta Kerja

Pj Gubernur DKI Heru Budi mengusulkan Perda DKI tentang penataan dan pengelolaan Kepulauan Seribu dicabut. UU Cipta Kerja disinggung.