TEMPO.CO, Jakarta - PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), yang selama ini dikenal sebagai produsen minuman beralkohol, saat ini mulai memperluas ekspansinya dengan membuat varian produk baru non-alkohol. Setelah sebelumnya mengeluarkan produk Bintang Radler dan Bintang Zero versi non-alkohol, tiga bulan lalu perusahaan itu kembali mengeluarkan produk baru, Fayrouz dan Bintang Max.
Direktur Hubungan Korporasi MLBI Bambang Britono menjelaskan, pihaknya lebih banyak berekspansi ke sektor non-minuman beralkohol karena sudah ada pabrik khusus non-alkohol yang dibangun di Sampang Agung, Mojokerto, Jawa Timur, dan beroperasi sejak Agustus 2014. Meski memutuskan merambah pasar yang lebih besar, Bambang optimistis produknya dapat diterima masyarakat.
Namun Bambang belum dapat mengukur seberapa besar kontribusi penjualan minuman non-alkohol itu ke dalam pendapatan perusahaannya. “Kami masih belum mengukur karena ini baru. Mungkin Desember kami baru bisa me-review. Ini kan masih dalam program launching, ya,” ucapnya saat ditemui di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat, 23 September 2016.
Bambang mengungkapkan, produk minuman MLBI selama ini sudah dikenal berkualitas. “Bahkan Bir Bintang sudah jadi ikon Indonesia di luar negeri,” tuturnya. Produk Fayrouz yang teranyar dirilis ini, kata dia, merupakan lisensi dari Mesir.
Berdasarkan laporan keuangan semester I-2016 yang dirilis di Bursa Efek Indonesia, MLBI mencatat hasil kerja positif dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 445 miliar, atau naik 148,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 179 miliar. Perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 44,33 persen dari Rp 1,06 triliun menjadi Rp 1,53 triliun.
Dari sisi penjualan, produsen Bir Bintang ini mencatat kenaikan penjualan lokal sebesar Rp 1,5 triliun dari sebelumnya Rp 1,03 triliun, atau naik 45,63 persen. Kenaikan juga terjadi pada penjualan ekspor yang tumbuh 32,88 persen menjadi Rp 29,5 miliar dari sebelumnya Rp 22,2 miliar.
Adapun untuk penjualan bir naik sebesar 38,42 persen menjadi Rp 1,34 triliun dari sebelumnya Rp 968 miliar. Adapun untuk penjualan minuman ringan meningkat drastis 104,75 persen menjadi 197 miliar dari sebelumnya Rp 96,16 miliar.
DESTRIANITA