TEMPO.CO, Gresik -- Pemerintah Kabupaten Gresik mengundang investor untuk turut mengembangkan sektor pariwisata di wilayahnya. Salah satunya adalah di Pulau Bawean.
Alasannya, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto mengatakan Pulau Bawean memiliki potensi wisata tapi belum didukung kesiapan infrastruktur. Penerbangan ke pulau tersebut saja, kata dia, hanya tiga kali seminggu.
"Sektor pariwisata di Gresik mesti bekerja sama dengan investor," kata Sambari kepada Tempo di kantornya, Selasa 13 September 2016.
Di pulau Bawean, Sambari menuturkan, terdapat banyak potensi wisata alam. Dia menyebut wisata bawah laut, air terjun, penangkaran rusa, danau Kastoba, dan pemandian air panas. "Bawean ini bagus. Alamnya masih perawan," ucapnya.
Hanya saja, para wisatawan akan kesulitan untuk menuju tempat-tempat wisata tersebut karena infrastuktur. Tak hanya akses menuju ke Bawean, tapi juga menuju lokasi-lokasi wisata tersebut. Sambari menyebut jumlah orang yang lalu lalang dari Gresik ke Bawean melalui kapal laut sebanyak 250 orang per hari. Penumpang pesawat sebenarnya juga banyak. Namun karena maskapai hanya melayani rute tersebut tiga kali seminggu, calon penumpang sampai mengantre terbang.
"Kami sudah minta penerbangan tiap hari, tapi belum dikasih restu," kata Sambari.
Adapun Bawean adalah sebuah pulau yang terletak di Laut Jawa, sekitar 80 mil atau 120 kilometer sebelah utara Gresik. Pulau ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur sejak 1974.
Penerbangan ke Bandara Harun Thohir, Pulau Bawean pertama kalinya dilakukan pada 28 Januari 2016. Penumpang diterbangkan dengan pesawat jenis DHC 6 Twin Otter Seri 300 milik maskapai PT Airfast Indonesia. Kapasitasnya 18 penumpang. Tarifnya sekitar Rp 244 ribu hingga Rp 300 ribu.
NIEKE INDRIETTA