TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia menurunkan target rata-rata transaksi harian perdagangan efek dari Rp 7 triliun menjadi Rp 6,5 triliun. Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Anggota Bursa Hamdi Hassyarbaini mengatakan, revisi tersebut dilakukan karena kondisi pasar pada semester I 2016 kurang bergairah, sehingga membuat target awal tidak realistis.
“Transaksi pasar secara year to date, rata-rata nilai transaksinya di bawah Rp 6,5 triliun per hari. Jadi nggak realistis kalau kami tetap berpatokan di angka Rp 7 triliun,” ujar Hamdi di Bursa Efek Indonesia, Selasa, 13 September 2016.
Hamdi menambahkan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi Bursa Efek membuat keputusan untuk menurunkan target nilai transaksi harian, karena kondisi pasar tidak sepenuhnya dikendalikan oleh bursa. Termasuk beberapa sektor yang diperdagangkan di bursa seperti keuangan, infrastruktur, konsumer, dan lain-lain, ikut mempengaruhi jumlah nilai transaksi bursa.
“Kalau sektor sih beragam, hampir semua sektor itu memberikan kontribusi terhadap Indeks (IHSG),” ujar Hamdi.
Namun Hamdi belum dapat memastikan kapan revisi target itu akan mulai diputuskan dan ditetapkan, karena harus melewati beberapa proses dan tahapan. Namun pada Oktober nanti BEI akan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham, sehingga kemungkinan revisi akan dilakukan pada saat itu. “Itu harus dibahas dulu di internal Bursa, habis itu itu ada RUPS dan dibahas di Otoritas Jasa Keuangan,” ucap Hamdi.
Pada Oktober tahun lalu, Bursa Efek Indonesia menetapkan target rata-rata nilai transaksi harian di lantai bursa sebesar Rp 7 triliun untuk tahun ini, naik sebesar Rp 1 triliun dari target 2015 sebesar Rp 6 triliun. Menurut Direktur Utama Bursa Efek Tito Sulistio, penetapan tersebut dilajukan berdasarkan hasil estimasi data historis selama 2009 hingga 30 September 2015.
Selain menurunkan target nilai transaksi, BEI juga merevisi target penjaringan emiten baru yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek dari 35 emiten menjadi 25 emiten. Direktur Penilaian Bursa Efek Samsul Hidayat mengatakan, pemangkasan target emiten tersebut karena pihaknya masih menunggu izin pra-efektif. Terlebih mereka hanya memiliki sisa waktu tiga bulan lagi hingga tutup tahun.
DESTRIANITA