TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menargetkan pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 5,2 persen, lebih rendah daripada asumsi dalam nota keuangan sebesar 5,3 persen. Sebabnya, ia pesimistis atas capaian program amnesti pajak.
Amnesti pajak akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi. Sebanyak Rp 165 triliun uang tebusan amnesti diharapkan bisa membantu keuangan negara.
"Tapi, perkiraan kami, uang tebusan yang akan terkumpul hanya Rp 18 triliun sampai akhir 2016 dan Rp 3 triliun pada 2017," kata Agus saat rapat kerja bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat, Kompleks Senayan, Jakarta, Rabu, 7 September 2016.
Baca:
Rp 6,27 Triliun, Dana Repatriasi Tax Amnesty dari Singapura
3 Bulan Amnesti Pajak, Tebusan 3,6 Persen dari Target 165 T
Tebusan Tax Amnesty Baru 3,3 Persen dari Target
Berdasarkan perhitungan tersebut, total uang tebusan yang masuk hanya Rp 21 triliun dari target Rp 165 triliun. Sedangkan repatriasi yang dicapai hanya Rp 180 triliun dari target Rp 1.000 triliun.
Berdasarkan data Kamis, 8 September 2016, uang tebusan yang masuk baru Rp 6,47 triliun atau 3,9 persen dari target. Uang tersebut berasal dari badan usaha mikro, kecil, dan menengah sebesar Rp 12,6 miliar, badan non-UMKM Rp 631 miliar, orang pribadi non-UMKM Rp 5,49 triliun, dan orang pribadi UMKM Rp 340 miliar.
Sedangkan harta yang sudah masuk sebanyak Rp 288 triliun, terdiri atas repatriasi sebesar Rp 14,8 triliun, deklarasi luar negeri Rp 59,8 triliun, dan deklarasi dalam negeri Rp 214 triliun.
Agus berujar, target yang tidak tercapai nantinya juga akan berimbas pada pertumbuhan kredit. Ia menuturkan pertumbuhan kredit 2017 hanya 11 persen jika target amnesti tak tercapai. "Sedangkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen tahun depan," katanya.
Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi menyatakan uang tebusan amnesti pajak sudah tak lagi menjadi fokus utama. "Karena fokus tax amnesty bukan uang tebusan, tapi repatriasi," ucapnya.
Ia pun enggan menanggapi hitung-hitungan BI mengenai pencapaian target amnesti pajak. "Nanti saya hitung dulu," ujarnya.
VINDRY FLORENTIN