TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah survei yang digelar situs penyedia lowongan kerja, JobStreet.com menunjukkan para pencari kerja di Indonesia lebih memilih untuk bekerja di perusahaan lokal ketimbang perusahaan multinasional (MNC). Hanya tiga perusahaan multinasional yang masuk dalam daftar 10 perusahaan idaman para pencari kerja di Indonesia.
Jumlah perusahaan lokal Indonesia yang menjadi idaman ini jauh lebih banyak dibanding beberapa negara Asia lain yang disurvei oleh JobStreet. Survei yang digelar awal tahun 2016 ini mencakup 43.827 responden di tujuh negara yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Hong Kong, Filipina, Thailand dan Vietnam. “Responden diminta menentukan 10 perusahaan impian mereka,” tulis JobStreet dalam siaran persnya, Selasa, 6 September 2016.
Hasil survei ini tentu saja berbeda dengan kesan yang selama ini berkembang bahwa perusahaan-perusahaan multinasional mempunyai image yang lebih bergengsi dan memberikan kesempatan karier yang lebih baik di mata pekerja Asia Tenggara.
Perusahaan lokal menempati posisi teratas sebagai perusahaan idaman di empat negara dari tujuh. Hanya para pencari kerja di tiga negara yang memilih perusahaan multinasional sebagai perusahaan favorit; yakni Hong Kong dan Singapura. Di dua negara itu, Google menduduki posisi teratas. Adapun di Vietnam, Unilever menjadi perusahaan favorit.
Data pada setiap negara mengungkapkan bahwa pada umumnya perusahaan-perusahan favorit terbagi rata antara lokal dan multinasional. Di empat negara, Thailand, Vietnam, Hong Kong dan Filipina, perusahaan yang menjadi favorit berimbang antara perusahaan multinasional dan pengusaha lokal.
Adapun di Malaysia ada 4 perusahaan multinasional yang menjadi perusahaan idaman. Di Singapura, perusahaan multinasional mendominasi perusahaan idaman para pencari kerja. Posisi ini berkebalikan dengan Indonesia, yang justru didominasi oleh tujuh perusahaan lokal.
Survei JobStreet ini menunjukkan bahwa Google muncul sebagai satu-satunya perusahaan yang selalu masuk dalam daftar top 10 perusahaan idaman di setiap negara. Hanya di Vietnam, Google tak masuk dalam daftar. Hal ini disebabkan, karena tidak adanya kantor perwakilan Google di negara tersebut.
Para pencari kerja di Hong Kong, Singapura dan Malaysia mempunyai minat yang tinggi untuk bergabung dengan perusahaan yang bergerak di bidang teknologi, transportasi serta minyak dan gas.
Adapun di Indonesia, industri consumer goods menjadi pilihan utama untuk sebagian besar responden di Indonesia, Filipina dan Thailand. Berbeda dengan negara lain, para pencari kerja di Vietnam menunjukkan minat yang tinggi tehadap industri makanan dan minuman (food & beverages) serta telekomunikasi.
Faktor-faktor seperti nilai budaya, kualitas hidup, standar ekonomi, tren ekonomi dan infrastruktur berperan dalam membentuk persepsi seseorang mengenai tempat kerja yang mereka idamkan.
Walaupun hasil survei menyatakan bahwa Google menjadi perusahaan favorit di antara pekerja Asia Tenggara, hasil survei ini juga menunjukkan kemungkinan perusahaan lokal untuk dapat menyalip perusahaan multinasional dalam menarik perhatian para pencari kerja yang berbakat.
IQBAL MUHTAROM