TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas pariwisata dari 21 anggota APEC berkomitmen memperbaiki infrastruktur untuk menggandakan angka kunjungan wisatawan asing di kawasan Asia-Pasifik menjadi 800 juta orang dalam satu dekade ke depan.
Target tersebut sekaligus membuka peluang bagi pembukaan lapangan pekerjaan substansial yang lebih luas di kawasan tersebut.
Untuk mencapai target kunjungan wisatawan tersebut, para anggota APEC sepakat mengakomodasi UMKM berbasis pariwisata dalam sebuah pertemuan yang dihelat di destinasi ecotourism Kokopo, Papua Nugini.
Pertemuan tersebut fokus pada pembahasan untuk memaksimalkan kapasitas UMKM di Asia-Pasifik. Pasalnya, usaha kecil di regional tersebut mendominasi 97 persen dari total bisnis dan lapangan pekerjaan yang ada.
“Asia-Pasifik adalah kontributor terbesar dalam hal kunjungan wisatawan secara global. Regional ini juga mencatatkan pertumbuhan rata-rata 9 persen dalam empat bulan pertama 2016,” kata Menteri Pariwisata Papua Nugini Tobias Kulang dalam siaran pers APEC, Senin, 5 September 2016.
Dia menambahkan, pariwisata bisa dijadikan tulang punggung pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran ekonomi anggota APEC. Untuk itu, industri pariwisata harus dijalankan dengan prinsip keberlanjutan, inklusif, dan membuka lapangan pekerjaan, membangun skill sumber daya manusia, serta sertifikasi yang memadai.
Berdasarkan catatan APEC, angka kunjungan pariwisata ke Asia-Pasifik melonjak 168 persen menjadi lebih dari 436 juta orang dalam dua dekade terakhir. Kawasan tersebut menargetkan angka kunjungan 800 juta orang pada 2025.
Jika target itu tercapai, kawasan Asia-Pasifik berpeluang mendapat tambahan pendapatan sebesar US$ 3,8 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB)-nya, membuka 21,1 juta lapangan pekerjaan baru, dan mengentaskan 15,2 juta orang dari kemiskinan di wilayah tersebut.