TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan, sesuai dengan defisit sebesar 2,35 persen atau sekitar Rp 611,4 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016, pemerintah telah menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 87,31 persen dari target tersebut.
"Sesuai dengan target gross sebesar Rp 611,4 triliun tersebut, kami sudah menerbitkan SBN sebanyak Rp 533,8 triliun atau 87,31 persen dari target dalam APBNP 2016," kata Robert dalam konferensi pers di Gedung Frans Seda Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 5 September 2016.
Secara netto, menurut Robert, realisasi penerbitan SBN oleh pemerintah telah mencapai Rp 355,9 triliun pada 29 Agustus lalu. Target netto pemerintah, ucap Robert, sebesar Rp 364,8 triliun dalam APBNP 2016. "Sehingga, secara netto, realisasinya sudah mencapai 97,56 persen dari target per 29 Agustus," ujarnya.
Robert menjelaskan, sesuai dengan perkembangan outlook APBNP 2016, defisit akan melebar menjadi 2,5 persen. Dengan pelebaran defisit tersebut, akan terdapat tambahan penerbitan sebesar Rp 17 triliun, sehingga target gross bertambah menjadi Rp 628,4 triliun. "Melihat angka gross yang baru, realisasi per 29 Agustus menjadi 84 persen," tuturnya.
Robert menambahkan, realisasi penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) telah mencapai Rp 158,4 triliun atau 29 persen dari total penerbitan SBN. "Sedangkan targetnya sendiri sebesar 27 persen dibanding penerbitan SBN keseluruhan. SBSN domestik sebesar Rp 124 triliun dan SBSN valas sebesar Rp 33,4 triliun," katanya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI