TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo kembali menyinggung masalah pertumbuhan ekonomi dan ekonomi inklusif. Presiden berharap adanya kerja sama negara-negara G-20 dalam bentuk asistensi pengembangan ekonomi digital negara-negara berkembang.
"Setiap kebijakan ekonomi (yang anggota G-20 buat) harus memiliki agenda pertumbuhan yang solid dan inklusif," kata Presiden Joko Widodo dalam pidatonya pada Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Hangzhou International Expo Center, Cina, Minggu, 4 September 2016, sebagaimana dikutip Tempo dari penjelasan Biro Pers Istana Kepresidenan.
Presiden Jokowi pernah membahas pertumbuhan ekonomi dan ekonomi inklusif dalam pertemuannya dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ratu Maxima yang berasal dari Belanda pada Kamis pekan lalu.
Kebijakan keuangan atau ekonomi inklusif merupakan kebijakan yang meningkatkan akses dan pemahaman publik pada wilayah tertentu terhadap layanan dan jasa keuangan, seperti bank ataupun instrumen permodalan. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi menjadi luas, terjadi di berbagai provinsi, dan kesenjangan pendapatan berkurang.
Indonesia termasuk yang terendah dalam hal tersebut. Menurut Presiden Joko Widodo, kondisi keuangan inklusif Indonesia jauh tertinggal dibanding beberapa negara tetangga. Indonesia hanya 21,8 persen dari total penduduk. Malaysia dan Singapura memiliki persentase keuangan inklusif sekitar 50 dan 90 persen.
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan ekonomi inklusif, Presiden Joko Widodo meminta negara-negara anggota G-20 untuk meningkatkan kerja sama atau sinergi dalam hal kebijakan fiskal, moneter, serta reformasi struktural. Sebisa mungkin, kata dia, hindari kebijakan-kebijakan ekonomi yang menimbulkan dampak negatif pada satu atau lebih anggota G-20.
Presiden Joko Widodo menyatakan Indonesia siap turut berperan dalam hal yang telah ia sampaikan tersebut. Apalagi, pertumbuhan ekonomi Indonesia tergolong tinggi di antara negara G-20 plus sudah ada komitmen untuk menjaga perekonomian yang lebih terbuka.
“Indonesia berkomitmen untuk menjaga ekonominya terbuka dan kompetitif. Saya juga akan terus mempertahankan ekonomi yang inklusif,” kata Presiden Joko Widodo.
ISTMAN M.P.