TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan media massa milik Grup Bakrie, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), berniat mendivestasikan sekitar 15 persen saham anak usahanya, PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), untuk membayar utang kepada Credit Suisse AG cabang Singapura yang sebelumnya bernilai US$ 230 juta.
Direktur Utama Visi Media Asia Anindya Bakrie menuturkan, per 30 September 2015, kepemilikan saham VIVA di Intermedia hampir mencapai 90 persen. Sedangkan sisanya dipegang Ahmad Zulfikar Said sebesar 0,0003 persen, PT Prudential Life Assurance 5,41 persen, dan publik 4,59 persen.
Jika saham dilepas sebanyak-banyaknya 15 persen, kepemilikan saham mereka di perusahaan pemilik stasiun televisi ANTV itu menjadi 75 persen. Dari pinjaman Credit Suisse AG cabang Singapura, rencananya perseroan akan melakukan leveraging dan refinancing utang ke dalam denominasi rupiah agar terjadi natural hedging.
“Pendapatan kami dalam rupiah. Kalau utang sebagian dalam bentuk rupiah akan terjadi natural hedging, dan tidak banyak foreign exchange lost di VIVA,” ujar Anindya Bakrie di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, Jumat, 2 September 2016.
Dari jumlah utang US$ 230 juta itu perusahaannya telah membayar lebih dari US$ 100 juta. Utang tersebut sisanya akan dibayarkan pada 30 September 2016. “Jadi yang kami lakukan ada dua transaksi umum yakni bisa mendivestasikan saham MDIA atau ANTV untuk mengurangi utang, sementara kepemilikan kami masih 75 persen,” kata Anindya.
Namun, Anindya belum dapat membeberkan berapa harga divestasi saham tersebut, karena sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan, mereka memiliki 90 hari kerja untuk menentukan saham dari harga rata-rata. “Kalau harga sudah ada aturan mainnya, dan belum tentu dijual 15 persen, tapi bisa jadi sampai 15 persen,” ucapnya.
Selain itu, Anindya juga belum dapat menyebut siapa calon investor yang akan membeli divestasi saham MDIA. Sebelumnya, VIVA mencatat pertumbuhan kinerja keuangan semester I 2016 dengan pendapatan perusahaan tumbuh sembilan persen dari Rp 1,11 triliun menjadi Rp 1,21 triliun. Adapun laba bersih yang diperoleh sebesar Rp 96,19 miliar dari sebelumnya merugi Rp 259,31 miliar.
DESTRIANITA