TEMPO.CO, Semarang - Jawa Tengah menargetkan penjualan 50 ribu ton beras ke luar daerah hingga akhir 2016. Target itu ditetapkan karena saat ini Jawa Tengah sudah surplus persediaan beras hingga Mei 2017. “Kami masih punya stok 250 ribu ton, cukup hingga Mei 2017,” kata Kepala Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Divisi Regional Jawa Tengah Usep Karyana, saat pengiriman perdana beras Jawa Tengah ke Kalimantan Tengah, di pelabuhan peti kemas Tanjung Emas Semarang, Jumat, 2 September 2016.
Pengiriman ke luar pulau itu baru dilakukan setelah mandek sejak tiga tahun lalu. “Pertama ini 2.000 ton ke Kalteng, besok lanjut Kalbar 1.000 ton dan 9.000 ton ke Sumatera, Riau, Aceh dan sekitarnya,” ujar Usep.
Dia yakin Jawa Tengah mampu memenuhi target pengiriman 50 ribu ton beras ke luar daerah, karena musim hujan panjang yang berpengaruh pada produksi beras petani sehingga mampu menyuplai Bulog Jawa Tengah hingga 500 ton per hari. Penyerapan itu dinilai normal sehingga mampu memenuhi kebutuhan beras masyarakat Jawa Tengah hingga Mei 2017.
Usep menjamin beras yang dikirim itu berkualitas baik dengan standar medium. “Kami periksa kualitas juga dilakukan balai karantina,” katanya.
Tercatat pada Agustus dan September sekarang masih terjadi panen raya di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Petani padi dari Kabupaten Pekalongan, Grobogan, Demak, dan Cilacap memasok Bulog dengan penyerapan rata-rata 2.500 ton.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan pengiriman beras ke luar daerah itu menjadi penyemangat produksi padi. “Itu membuktikan dari ketahanan pangan kita kuat. Terima kasih petani,” kata Ganjar Pranowo.
Dia berharap pengiriman beras ke luar daerah Jawa Tengah itu bisa dilakukan hingga tahun depan. “Saya berharap Jawa Tengah terus mampu memenuhi kecukupan beras,” ujar Ganjar.
EDI FAISOL