TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat, 2 September 2016, turun tipis 0,21 persen atau 10,97 poin ke level 5.323,57.
Dalam penutupan perdagangan kemarin, IHSG juga ditutup melemah 51,54 poin atau 0,96 persen ke level 5.334,55. Berdasarkan pantauan di Bursa Efek, pada pukul 09.27, IHSG masih berada di zona merah, turun 3,88 poin atau 0,07 persen di level 5.330,66.
Dari indeks sektoral yang diperdagangkan di Bursa, sebanyak lima indeks sektoral menguat, dipimpin properti dan industri dasar dengan masing-masing penguatan 0,7 persen dan 0,6 persen. Sedangkan lima sektor lain melemah, yang dipimpin sektor pertambangan, yang turun 0,5 persen.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan IHSG bergerak melemah. Kondisi ini anomali dibanding mayoritas bursa saham global. Dana asing yang keluar pada minggu ini mencapai Rp 2 triliun membuat pelemahan IHSG perlu diwaspadai apabila nantinya masih berlanjut.
"Kini IHSG bersiap menguji support kuat di area 5.320. Apabila gagal bertahan di area tersebut, IHSG mempunyai kecenderungan kembali menguji level psikologis di area 5.200," ujar Reza dalam pesan tertulis, Jumat ini.
Kemarin Badan Pusat Statistik mengeluarkan data inflasi Indonesia untuk Agustus yang tercatat deflasi 0,02 persen. Namun sentimen tersebut tidak direspons positif oleh pasar. "Kami melihat sentimen tersebut tidak direspons positif oleh pelaku pasar dalam negeri. Itu terlihat dari aksi ambil untung yang masih menjebloskan IHSG ke zona merahnya," ucapnya.
Reza memperkirakan hari ini IHSG akan berada dalam level support 5.290-5.313 dan resistan 5.364-5.397. IHSG akan kembali mencoba berbalik dari zona pelemahannya, tapi tetap perlu diwaspadai adanya aksi profit taking karena, pada akhir minggu, IHSG rawan koreksi. "Tetap cermati berbagai sentimen yang dapat mempengaruhi laju indeks harga saham gabungan," katanya.
DESTRIANITA