TEMPO.CO, Jakarta - Badan Usaha Logistik (Bulog) mensosialisasi daging kerbau sebagai alternatif konsumsi. "Kami ingin memperkenalkan kelebihan daging kerbau," ucap Ketua Bulog Djarot Kusumayakti di kantornya, Jumat, 2 September 2016.
Djarot mengatakan daging kerbau masih kurang populer sebagai makanan sehari-hari. Padahal daging kerbau memiliki kelebihan sebagai daging konsumsi.
Dari segi harga, daging kerbau lebih murah dibanding daging sapi. Harga jual tertinggi daging kerbau senilai Rp 65 ribu per kilogram. Sedangkan berdasarkan data Kementerian Perdagangan pada 2 September 2016, harga daging sapi nasional senilai Rp 114.490 per kilogram.
Selain itu, ujar dia, daging kerbau kaya gizi. Daging kerbau mengandung zat besi lebih tinggi 69 persen dan protein lebih tinggi 10 persen dibanding daging lain. Kandungan kolesterol daging kerbau lebih rendah 49 persen daripada daging sapi. Kandungan kalorinya pun 55 persen lebih rendah daripada daging sapi.
Baca Juga: Daging Kerbau India Masuk Indonesia Akhir Agustus
Dari segi rasa, Djarot menyebutkan daging kerbau tidak kalah lezat. "Rasa jadi poin penting untuk bisa menjadikan daging kerbau sebagai alternatif konsumsi."
Dalam sosialisasi tersebut, Bulog menghadirkan chef Chandra Yudasswara untuk menunjukkan cara pengolahan daging kerbau agar lebih lezat.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memastikan impor daging kerbau asal India akan tetap berjalan. Dia pun mengimbau masyarakat yang menolak masuknya daging kerbau tidak takut mengkonsumsi daging tersebut.
"Sebenarnya orang tidak usah takut daging kerbau. Kalau saya ke Kendal, saya selalu cari sate kerbau. Kalau ke Sulawesi, saya cari sop dari daging kerbau. Itu enak," kata Enggar setelah meninjau Pasar Modern BSD, Serpong, Tangerang, Ahad, 7 Agustus 2016.
Simak: Daging Kerbau Impor Akan Dijual Rp 60 Ribu
Djarot menuturkan mekanisme impor dan distribusi daging kerbau tersebut akan diambil alih Bulog. Dengan adanya impor daging kerbau, Djarot menilai margin daging sapi dapat ditekan dan harga pun bisa diturunkan sesuai dengan target yang dipatok pemerintah.
VINDRY FLORENTIN | ANGELINA ANJAR SAWITRI
Berita Menarik:
Sri Mulyani: Pengampunan Pajak Bukan Teror kepada Rakyat
Gelombang Laut Indonesia Berpotensi untuk Pembangkit Listrik