TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Artha Graha Internasional Tbk berencana menerbitkan saham baru (rights issue) dalam rangka meningkatkan modal inti perseroan. Ini dilakukan untuk menyokong kenaikan kelas ke kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) III.
Menurut Direktur Utama Bank Artha Graha Internasional Andy Kasih, per Agustus 2016, posisi modal dasar perseroan mencapai sebesar Rp 1,4 triliun. Sedangkan modal inti mencapai Rp 3,8 triliun. Dengan right issue, diharapkan dapat menambah struktur permodalan perseroan. "Penambahannya Rp 300 miliar (dari right issue)," kata Andy Kasih di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 1 September 2016.
Selain dari sisi permodalan, perusahaan berkode saham INPC sebenarnya juga masih ada kebutuhan sumber dana yang lain guna memenuhi persyaratan untuk naik ke kelas BUKU III, yakni didorong dari bisnis organik dan anorganik. "Anorganik dari right issue, organik dari laba yang ada."
Baca: Sri Mulyani Pangkas Anggaran Kementerian BUMN Rp 83 Miliar
Pada Juni lalu, rapat umum pemegang saham luar biasa PT Bank Artha Graha Internasional Tbk menyetujui rencana perseroan melakukan penerbitan saham baru atau right issue dengan melepas sebanyak-banyaknya lima miliar saham dengan harga yang dipatok sebesar Rp 110,88 per lembar saham.
Menurut Sekretaris Perusahaan Bank Artha Graha Anas Latief, rencana penawaran umum terbatas V itu dilakukan melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Apabila target terpenuhi, setidaknya Bank Artha Graha akan mampu meraup dana sekitar Rp 554,4 miliar. "Right issue ini untuk memperkuat permodalan perusahaan," ujar Anas Latief di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis, 30 Juni 2016.
Simak: Pertamina Kurangi Impor Premium 6 Juta Barel
Selain itu, INPC akan menerbitkan waran sejumlah 35 persen yang ditempatkan saat penyampaian pernyataan pendaftaran kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Kami berharap ini bisa dilakukan pada tahun ini juga, bila hal ini memungkinkan. Kami mempunyai waktu efektif selama 12 bulan," ucap Anas.
DESTRIANITA