TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah membangun 285 rumah khusus (rusus) di daerah perbatasan di Atambua, Nusa Tenggara Timur, dengan Republik Demokratik Timor Leste. Rusus tersebut dibangun menggunakan teknologi Rumah Instan Sehat dan Sederhana (Risha).
Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Tata Bangunan dan Lingkungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan Permukiman (Puslitbangperkim) Kementerian Pekerjaan Umum Arvi Argyantoro mengatakan teknologi tersebut berasal dari Puslitbangperkim. “Teknologi Risha sudah memenuhi kategori ecohouse,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu, 31 Agustus 2016.
Ecohouse merupakan bangunan yang dibangun secara manual dengan tata cara atau kriteria perencanaan berorientasi pada rendahnya emisi dan konsumsi energi serta berwawasan lingkungan. Arvi mengatakan Risha memiliki konsep bongkar-pasang atau knock down system untuk semua komponen. Keuntungan dari Risha adalah dapat dibangun secara bertahap, dapat dikembangkan pada arah horizontal dan vertikal atau dua lantai, dapat dibongkar-pasang, dan komponen ringan. “Pemasangannya pun hanya satu hari,” ujar Arvi.
Selain itu, komponen rumah dapat diproduksi secara home industry dalam upaya pengembangan UKM. Ia mengatakan fleksibilitas desain tinggi dan bergantung pada kreativitas arsiteknya. Fleksibilitas desain tersebut dapat mengakomodasi potensi lokal, baik dari budaya maupun bahan bangunan.
Arvi mengatakan bangunan berwawasan lingkungan harus memenuhi beberapa aspek, salah satunya efisiensi energi, baik saat pembangunan maupun setelah jadi. Ia mengatakan Kementerian kini tengah mengembangkan dan membuat beberapa teknologi untuk efisiensi energi. “Disebut sebagai precast yang dibangun di pabrik, sehingga saat sampai di lokasi dapat langsung dirakit serta tidak mengeluarkan energi besar dan waktu,” tuturnya.
Beberapa indikator desain bangunan yang berwawasan lingkungan, menurut Arvi, adalah pemanfaatan energi alternatif. Contohnya, energi surya untuk penerangan buatan pada bangunan, memanfaatkan sirkulasi udara alami serta pola daur ulang dalam upaya menurunkan emisi, dan pemanfaatan bahan daur ulang dalam tahap konstruksi maupun operasional.
VINDRY FLORENTIN