TEMPO.CO, Jakarta - Dalam enam bulan pertama 2016, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) baru merealisasi 36,25 persen dari total belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dianggarkan perusahaan tahun ini, yakni sebesar Rp 2 triliun. Artinya, perusahaan baru menyerap sekitar Rp 725 miliar dana capex, yang digunakan untuk memperkuat bisnis perseroan.
Sekretaris Perusahaan Unilever Sancoyo Antarikso menjelaskan, alokasi dana capex tersebut digunakan korporasi untuk menambah kapasitas di sembilan pabrik perusahaan. "Tidak Ada penambahan pabrik baru. Ada penambahan kapasitas di pabrik kami yang ada sekarang ini," ujar Sancoyo Antarikso kepada Tempo, Rabu, 31 Agustus 2016.
Baca juga: Unilever Bukukan Laba Bersih Rp 3,3 Triliun
Konsentrasi penambahan kapasitas tersebut digunakan untuk produk-produk lini bisnis kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh atau home personal care. Dengan penambahan kapasitas diharapkan pertumbuhan lini bisnis home personal care dapat lebih berkembang pesat.
Selain itu, dana capex akan digunakan untuk menambah kapasitas distribusi produk es krim, menambah kabinet es krim, dan membangun gedung baru di daerah Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan.
Apalagi, setelah momentum Lebaran, divisi makanan dan minuman tumbuh berkisar 10-15 persen. Kenaikan penjualan itu di antaranya terjadi pada produk kecap, penyedap rasa, mentega, es krim, dan teh.
Karena itu, perusahan berniat menggenjot kinerja dari divisi food solution yang berada di bawah bisnis makanan dan minuman. Adapun target pasar dari divisi ini adalah hotel, restoran, dan kafe. Sancoko menambahkan, nantinya sisa dana capex akan digunakan untuk keperluan yang sama.
Pada semester I 2016, perusahaan berkode saham UNVR itu mencatatkan kinerja positif. Penjualan bersih tumbuh 10,34 persen dari sebelumnya Rp 18,8 triliun pada enam bulan pertama 2015, menjadi Rp 20,74 triliun.
DESTRIANITA
Catatan Koreksi:
Berita ini telah mengalami koreksi pada hari Rabu 31 Agustus 2016 pukul 22.47. Pada kalimat pertama dalam laporan semula disebutkan dalam delapan bulan pertama kemudian dikoreksi menjadi dalam enam bulan pertama. Mohon maaf atas kekeliruan penulisan tersebut.