TEMPO.CO, Jakarta - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Senin atau Selasa pagi WIB, 30 Agustus 2016, karena para investor mempertimbangkan pernyataan-pernyataan Ketua Federal Reserve Amerika Serikat Janet Yellen pada Jumat, 26 Agustus 2016.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik US$ 1,2 atau 0,09 persen menjadi menetap di US$ 1.327,1 per ounce, lapor Xinhua.
Logam mulia mendapat dukungan karena pedagang mencerna pernyataan-pernytaan hawkish dari Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen. Pada Jumat, 26 Agustus 2016, Yellen mengatakan ia akan terbuka untuk kenaikan suku bunga secepat-cepatnya bulan depan, para pedagang tetap percaya bahwa Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 selama pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Desember.
Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 adalah 24 persen pada pertemuan September 2016, 30 persen pada pertemuan November 2016, dan 55 persen pada pertemuan Desember.
Para investor sedang menunggu rilis beberapa data utama yang kemungkinan akan menunjukkan pemikiran mereka selama pertemuan FOMC September dalam beberapa minggu mendatang.
Laporan klaim pengangguran mingguan akan keluar pada Kamis, 1 September 2016 dan laporan ketenagakerjaan pada Jumat, 2 September 2016, bersama dengan data perdagangan internasional.
Logam mulia dicegah dari kenaikan lebih lanjut karena indeks dolar AS naik 0,06 persen menjadi 95,54 pada pukul 17.45 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor.
Perak untuk pengiriman September naik 11,7 sen atau 0,63 persen menjadi ditutup pada US$ 18,768 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober menambahkan US$ 3,4 atau 0,32 persen menjadi ditutup pada US$ 1.081,10 per ounce.
ANTARA