TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan setuju dengan wacana kenaikan harga rokok yang saat ini sedang dibahas oleh pemerintah.
"Setuju untuk jangka panjang perekonomian negara kita," ujar Dahnil dalam Acara RUU Pertembakauan Gedung Muhammadiyah Jakarta Pusat, Kamis, 25 Agustus 2016.
Kenaikan harga rokok ini akan mendukung jangka panjang pertumbuhan ekonomi tapi jangka pendek akan merugikan. Hal ini dikarenakan dengan kenaikan harga rokok maka petani tembakau akan mengalami penurunan pendapatan akibat berkurangnya permintaan rokok. Akan tetapi untuk jangka panjang, kenaikan harga rokok akan membuat petani tembakau beralih ke kegiatan lain. "Lagi pula tembakau bukan komoditas utama negara ini," ujar dia.
Selain itu rokok juga akan menurunkan produktivitas pemuda. "Karena sasaran rokok di negara kita itu orang miskin dan anak muda," kata dia. Kenaikan harga rokok setidaknya akan meminimalkan konsumen rokok akibat harga tinggi.
Pengacara YLBHI Julius Ibrani mengatakan kenaikan harga rokok juga dapat menambah pemasukan pemerintah melalui cukai rokok. "Harga rokok naik, cukai pun naik," ujar dia. Akan tetapi, memang jangan keinginan pemerintah menaikkan harga rokok karena ingin cukai rokok naik tapi karena ada hal lain yang juga penting. Antara lain, menjaga generasi muda Indonesia dan produktivitasnya di masa depan.
Mukhamad Misbakhun Komisi XI DPR RI mengatakan kenaikan harga rokok akan menaikkan cukai rokok tapi tidak selalu menambah pendapatan negara. "Malah akan menimbulkan rokok-rokok ilegal," kata dia.
Menurut dia, pemerintah harus mengkaji lagi wacana kenaikan harga rokok ini. "Jangan karena alasan cukai rokok biar naik," ujar dia.
ODELIA SINAGA