TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yakin paket kebijakan ekonomi XIII yang dirilis kemarin secara tak langsung bakal ikut menurunkan harga rumah. Pasalnya paket kebijakan itu diharapkan bisa menyederhanakan proses perizinan dalam membangun rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Pemangkasan proses izin itu, menurut Darmin, yang bakal menurunkan harga rumah. “Kalau biaya memproses izinnya turun 70 persen, masak harga rumah tak terpengaruh turun?” ujar Darmin saat ditemui usai menjadi pembicara dalam Rapat Kerja Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) di Hotel Fairmont, Kamis, 25 Agustus 2016.
Darmin menjelaskan, biaya pengurusan izin dan rekomendasi selama ini besarnya mencapai 20-25 persen dari harga keseluruhan rumah. Dengan pemangkasan izin sebesar 70 persen, maka harga rumah bisa turun sekitar 14-20 persen.
Meski begitu, menurut Darmin, penurunan harga rumah sangat bergantung dan tak bisa disamaratakan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Harga tanah tentunya akan berbeda pada setiap lokasi.
Hal senada disampaikan oleh Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Eddy Hussy. Ia mengatakan pemangkasan izin untuk membangun rumah bagi MBR bisa menyebabkan harga rumah menjadi lebih murah. “Berpengaruh ke penurunan harga, tapi tak serta-merta turun,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Rabu, 24 Agustus 2016.
Namun pemangkasan perizinan ini, Eddy memperkirakan, bakal berimbas pada pengurangan biaya yang dikeluarkan untuk mengurus izin. Selama ini lamanya perizinan membuat lahan yang telah dibeli pengembang menjadi terbengkalai dan tak terurus.
Sedangkan, kata Eddy, pengembang perlu mengembalikan dana pinjaman untuk membeli tanah atau membangun. Namun pembangunan urung dilakukan lantaran izinnya lama keluar sehingga perputaran uang menjadi lama.
Adapun hingga Juli 2016, REI telah membangun sekitar 130 ribu rumah untuk MBR. Sedangkan realisasi total pembangunan rumah MBR mencapai 179.718 unit dari target 700 ribu unit yang dibangun berbagai instansi, terhitung pada 4 Agustus 2016. Sedangkan rumah non-MBR yang telah dibangun sebanyak 51.084 dari target 300 ribu rumah.
BAGUS PRASETIYO