TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia yang cenderung melemah disertai laju dolar Amerika Serikat yang menguat menjelang pertemuan The Fed pada akhir pekan ini membuat rupiah masih sukar berbalik menguat.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan pelemahan rupiah masih terjadi menjelang akhir pekan menyusul akan diumumkannya data-data ekonomi penting Amerika.
Salah satunya laporan pertumbuhan produk domestik bruto kuartal kedua Amerika yang akan menjadi bahan pertimbangan bank sentral Amerika (The Fed) dalam pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan moneter tingkat suku bunganya.
"Rupiah diperkirakan masih berpeluang mengalami pelemahan setelah pergerakan harga minyak mentah dunia cenderung melemah," ucap Reza dalam pesan tertulisnya, Kamis, 25 Agustus 2016.
Reza memperkirakan hari ini rupiah berada dalam rentang support 13.257 dan resisten 13.210. "Cermati sentimen yang ada yang mampu mempengaruhi laju rupiah," ujarnya.
Harga minyak mentah terkoreksi 2,7 persen di posisi US$ 46,77 per barel akibat adanya penambahan stok minyak di Amerika. Hal itu turut menekan pasar, meski Iran telah mengkonfirmasi kehadirannya dalam pertemuan OPEC selanjutnya di Algeria.
DESTRIANITA