TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Badan Usaha Milik Negara Dewan Perwakilan Rakyat kembali menggelar rapat mengenai penerbitan saham baru (rights issue) empat badan usaha milik negara (BUMN). Keempat perusahaan pelat merah tersebut adalah PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Wakil Ketua Komisi VI Dodi Reza Alex Noerdin mengatakan komisinya telah menyetujui rights issue terhadap keempat BUMN tersebut. "Sesuai dengan rapat internal pada 23 Agustus, Komisi VI memberikan persetujuan privatisasi terhadap empat BUMN," kata Dodi di kompleks parlemen, Senayan, Rabu, 24 Agustus 2016.
Persetujuan privatisasi tersebut, menurut Dodi, merupakan tindak lanjut diberikannya Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016 kepada empat perusahaan tersebut. "Tetapi yang menjadi concern bagi kami adalah penggunaan dana tersebut," ujarnya.
Dodi mengatakan terdapat catatan-catatan dari beberapa fraksi agar penggunaan dana PMN tersebut sesuai dengan apa yang telah disepakati dalam rapat. Fraksi Gerindra mengingatkan agar dana PMN tidak digunakan untuk membangun proyek kereta cepat. "Ini reminder dari rapat sebelumnya," tuturnya.
Anggota Komisi VI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Aria Bima, mengatakan sikap fraksi tidak menyetujui diberikannya PMN berbentuk tunai bagi BUMN karena kondisi keuangan negara sedang kritis. "PDIP akan terus mengawal implementasinya supaya penggunaan PMN dan rights issue ini mendukung program prioritas pemerintah," ucapnya.
Total rights issue keempat perusahaan tersebut mencapai Rp 14,3 triliun. Pemerintah akan mengambil sebagian besar saham keempat perusahaan tersebut melalui dana PMN yang telah disetujui DPR, yakni sebesar Rp 9 triliun.
Jasa Marga akan melakukan rights issue senilai Rp 1,8 triliun. Sama dengan Jasa Marga, Krakatau Steel akan mematok target rights issue sebesar Rp 1,8 triliun. PP menargetkan rights issue senilai Rp 4,4 triliun. Sementara itu, Wijaya Karya berencana melepas saham senilai Rp 6,1 triliun.
ANGELINA ANJAR SAWITRI