TEMPO.CO, Jakarta - Bursa saham global mengalami penguatan pada Selasa malam, 23 Agustus 2016. Ini dipicu meredanya kekhawatiran pasar akan kenaikan tingkat bunga di Amerika Serikat setelah data ekonomi yang keluar bervariasi.
Analis ekonomi dari First Asia Capital, David Sutyanto, memperkirakan, dengan redanya kekhawatiran akan kenaikan bunga, didukung kembali naiknya harga sejumlah komoditas tambang dan energi, hal itu bisa berdampak positif bagi perdagangan hari ini.
"IHSG diperkirakan bergerak di support 5.370 dan resistan di 5.450, berpeluang rebound," ujar David dalam pesan tertulis, Rabu, 24 Agustus 2016.
Pasar saham global tadi malam berhasil rebound setelah terkoreksi selama dua hari perdagangan sebelumnya. Indeks Eurostoxx di Uni Eropa naik hingga 1,1 persen di angka 2.993,73. Di Wall Street, indeks DJIA akhirnya tutup di level 18.547,30 atau hanya menguat 17,88 poin (0,1 persen) setelah sempat menguat 100 poin di sesi awal. Indeks S&P menguat 0,2 persen di angka 2.186,90. Sementara itu, harga minyak di Amerika tadi malam rebound 1,5 persen di angka US$ 48,10 per barel.
Dari data ekonomi Amerika, penjualan rumah baru pada Juli di negara tersebut naik 31,3 persen (yoy) mencapai 654 ribu atau di atas perkiraan 575 ribu. Menurut David, angka tersebut merupakan penjualan bulanan tertinggi dalam delapan tahun terakhir.
Namun, di sisi lain, aktivitas manufaktur di Amerika melemah. Indeks flash manufacturing PMI di Amerika pada Agustus ini turun ke level 52,1 atau di bawah ekspektasi 53,1 dan angka indeks bulan sebelumnya 52,9.
Pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia kemarin, perdagangan didominasi aksi jual pemodal. IHSG sempat terkoreksi 53 poin dalam penutupan sesi pertama, tapi di akhir sesi kedua koreksi IHSG berhasil berkurang, terutama ditopang aksi beli balik saham Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) oleh pemodal asing. Akhirnya IHSG ditutup hanya terkoreksi 10,035 poin (0,2 persen) di angka 5.417,140.
Tekanan jual terutama melanda saham Astra International Tbk (ASII) dan sejumlah saham bank BUMN yang berkapitalisasi besar, seperti Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Pergerakan IHSG kemarin mencerminkan meningkatnya risiko pasar saham kawasan dan global menyusul spekulasi kenaikan bunga di Amerika menjelang akhir tahun ini. "Spekulasi kenaikan bunga di AS membuat dolar menguat terhadap sejumlah mata uang emerging market, termasuk rupiah," tuturnya.
DESTRIANITA