TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mencatat utang luar negeri hingga semester pertama tahun ini tumbuh sebesar 6,2 persen secara year on year (yoy). Dengan pertumbuhan tersebut, utang luar negeri tercatat sebesar US$ 323,8 miliar atau sekitar Rp 4.281,28 triliun.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara menyatakan, berdasarkan jangka waktu asal, utang jangka panjang tumbuh 7,7 persen (yoy) dan utang luar negeri (ULN) jangka pendek turun 3,1 persen (yoy). Sementara itu, berdasarkan kelompok peminjam, pertumbuhan tahunan ULN sektor publik meningkat dan pertumbuhan tahunan ULN sektor swasta menurun.
Dengan perkembangan tersebut, kata Tirta, rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir triwulan II 2016 tercatat sebesar 36,8 persen. “Sedikit meningkat dari 36,6 persen pada akhir triwulan I 2016," ujar Tirta dalam keterangan tertulisnya, Senin, 22 Agustus 2016.
Tirta menambahkan, berdasarkan penilaian dari BI, perkembangan ULN pada triwulan II ini masih cukup sehat. Namun, menurut Tirta, BI akan terus mewaspadai risiko ULN pada triwulan II 2016 terhadap perekonomian nasional. "Ke depan, BI akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta," katanya.
Menurut Tirta, pantauan BI terhadap perkembangan ULN tersebut dimaksudkan untuk memberi keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan. "Tanpa menimbulkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas makro-ekonomi," ujarnya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI