TEMPO.CO, Jakarta - Proyek gas laut dalam (Indonesia Deepwater Development) Tahap I diperkirakan bakal beroperasi penuh pada September mendatang. “Pekan lalu saya baru dapat laporan gasnya baru produksi 5 MMSCFD,” ujar Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Tunggal, kepada Tempo pada Senin, 22 Agustus 2016. “Kali ini belum full capacity.”
Setelah tertunda dua bulan, proyek gas laut dalam Tahap I akhirnya memulai penyedotan gas pertamanya di Lapangan Bangka, Selat Makassar, pada pekan lalu. Persiapan proyek sudah dimulai Chevron, kontraktor proyek IDD, sejak tahun 2014. Lapangan Bangka adalah proyek terkecil dari tiga tahap pengembangan yang diusulkan Chevron berada di kedalaman 3.200 kaki di bawah permukaan laut.
Saat beroperasi penuh, kata Tunggal, gas bakal disedot sebanyak 120 juta standar kaki kubik per hari dan kondensat sebanyak 4.000 barel per hari. Kini lembaganya sudah menugaskan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk memastikan ketepatan waktu produksi.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sedang mengupayakan sebagian gas milik negara dialokasikan untuk pembangkit listrik di daerah Kalimantan. Sementara sisanya, diserahkan pada PT Pertamina (Persero). "Saya lupa angkanya berapa. Tapi pak Luhut bilang harus diusahakan untuk PLN karena di daerah sana kurang listrik," ujar Tunggal.
Selain Bangka, proyek IDD selanjutnya adalah pengembangan Lapangan Gendalo dan Lapangan Gehem. Produksinya diperkirakan mencapai 1,1 miliar kaki kubik gas dan 47 ribu barel kondensat per hari.
Chevron sempat mengajukan revisi dokumen pada pertengahan tahun lalu yang berisi keterlambatan masa produksi dari 2020 ke 2023. Investasi juga membengkak hingga US$ 10 miliar dari perkiraan dana awal sebesar US$ 6,7 miliar.
Namun kini harga minyak turun dan Deputi Pengendalian Perencanaan SKK Migas Gunawan Sutadiwiria mengatakan investasinya berpeluang turun. Sayang Gunawan enggan berbicara banyak terkait komponen proyek yang berpeluang turun harga. "Gendalo dan Gehem kemungkinan investasinya turun. Saya tidak mau komentar, tunggu Menteri ESDM baru," kata Gunawan di kantor Kementerian ESDM akhir pekan lalu.
Kini dokumen proposal pengembangan masih tahap revisi oleh Chevron. Kontraktor ini, kata Gunawan, meminta kredit investasi. Permintaan ini tidak ditanggapi SKK Migas karena saat ini investasi migas sedang murah. "POD awalnya idak pakai investment credit," ujar Gunawan.
ROBBY IRFANY