TEMPO.CO, Surabaya -- Achmad Zaky, CEO dari situs e-commerce Bukalapak.com menyatakan pertumbuhan bisnis internet Indonesia bisa menyaingi Jepang dan negara-negara ASEAN. Salah satu faktor pendukungnya adalah Indonesia memiliki kekuatan dalam hal demografi.
"Penduduk kita gemuk di anak muda yang memakai internet," kata Zaky di acara Investor Summit, Grand City Expo, Surabaya, Jumat 19 Agustus 2016.
Saat ini, dia memperkirakan sebanyak 60 persen warga Indonesia telah menggunakan internet. Dengan adanya demografi anak muda tersebut, Zaky memprediksi, lima tahun mendatang seluruh orang Indonesia merupakan pengguna internet. "Lima tahun lagi orang yang gak pakai internet akan seperti alien."
Zaky mencontohkan ibunya yang telah berusia 60 tahun, juga telah berkenalan dengan internet sejak setahun lalu. Era perkembangan teknologi smartphone atau telepon seluler inilah yang mendorong pengguna internet melalui ponsel akan melonjak. "Enggak terbayang, 10 tahun lagi pasti semua era digital," ucapnya.
Dia kemudian membandingkan jumlah penduduk Indonesia yang bisa mencapai sekitar 300 juta lima tahun mendatang dengan Jepang. "Penduduk Jepang enggak sampai segitu. Jumlahnya menurun," tuturnya.
Faktor berikutnya adalah penjualan ponsel pintar yang terus meningkat. Menurut dia, penjualan smartphone bisa mencapai 3,5 juta unit dalam sebulan. Artinya, Zaky melanjutkan, dalam dua atau tiga tahun mendatang akan terdapat sekitar 100-150 juta pengguna ponsel pintar. Apalagi ada orang yang menggunakan dua ponsel. "Ini sebabnya saya yakin bisnis internet di Indonesia bisa melampaui Jepang," katanya.
Dengan kekuatan demografi tersebut, menurut dia, pemain bisnis internet lokal mesti menguasai pasar domestik terlebih dulu. Dengan demikian, Indonesia bisa mengalahkan negara-negara di ASEAN dan Jepang.
Faktor berikutnya adalah konsumen yang meminati dunia internet. Zaky menuturkan, konsumen playstore didominasi orang Indonesia. Dia mencontohkan aplikasi Blackberry Messenger, Whatssapp, game Clash of Clans, dan Pokemon Go. Aplikasi-aplikasi tersebut buatan luar negeri, tapi konsumen Indonesia. "Bayangkan kalau orang Indonesia yang buat game atau program-program lalu dijual di Apps Store," ujarnya.
Tantangan bagi Indonesia dalam bisnis internet adalah kompetisi di era global. Zaky menyebut salah satu bahaya global muncul dalam bentuk persaingan harga. Orang bisa membeli barang yang harganya jauh lebih murah dari Cina, dibanding dengan kota di Indonesia melalui e-commerce. "Nah ini tergantung kebijakan presiden buat mengembangkan infrastruktur," kata dia.
Meski demikian, Zaky optimistis dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang bisa membawa Indonesia kuat di Asia. Dengan catatan, pertumbuhan ekonomi stabil atau bahkan meningkat. "Kalau kita bisa kuasai Indonesia, kita bisa kuasai ASEAN."
Setelah peluncuran Kampanye Pahlawan Pelapak pada 12 April 2016, Bukalapak mengalami peningkatan Pelaku UKM yang bergabung, dari 450.000 menjadi lebih dari satu juta Pelapak.
Peningkatan ini menembus angka 100 persen dan didorong dengan pertumbuhan pengguna hingga mencapai angka lima juta.
"Lebih dari satu juta UKM telah bergabung bersama kami! Para Pelapak yang sudah bergabung pun sudah menyebar dari Sabang - Merauke," ujar Achmad Zaky, Founder dan CEO Bukalapak, dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA News, Rabu, 17 Agustus 2016. "Bukan itu saja, para Pelapak kami pun mengalami peningkatan pendapatan per Pelapak hingga dua kali lipat."
NIEKE INDRIETTA