TEMPO.CO, Jakarta - Para pejabat Federal Reserve Amerika Serikat berbeda pendapat soal waktu menaikkan suku bunga lagi dalam pertemuan kebijakan Juli lalu karena mempertahankan perbedaan pandangan tentang prospek inflasi Amerika. Hal ini terungkap dari risalah pertemuan kebijakan moneter terbaru The Fed yang dirilis Rabu, 17 Agustus 2016, waktu Amerika.
Beberapa pejabat The Fed lebih suka menunggu hadirnya bukti yang lebih banyak bahwa inflasi Amerika akan naik berkelanjutan menuju target bank sentral sebesar 2 persen, sementara pejabat lain memperkirakan kondisi-kondisi ekonomi akan segera memastikan kenaikan kembali suku bunga lagi, seperti dikutip dari risalah pertemuan The Fed pada 26-27 Juli 2016.
"Anggota-anggota (The Fed) menilai tepat mempertahankan pilihan kebijakan tetap terbuka dan mempertahankan fleksibilitas untuk menyesuaikan sikap kebijakan berdasarkan informasi yang masuk," bunyi risalah itu.
The Fed menaikkan kisaran targetnya untuk suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 0,25-0,50 persen pada Desember, yang merupakan kenaikan suku bunga pertama dalam hampir satu dekade.
Tapi pelambatan ekonomi global sejak awal tahun dan risiko-risiko keuangan global lain, termasuk referendum Inggris yang meninggalkan Uni Eropa pada Juni lalu, telah membuat para pembuat kebijakan The Fed berhati-hati dengan menunda setiap kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Risalah pertemuan The Fed pada Juli lalu menunjukkan para pembuat kebijakan umumnya sepakat risiko-risiko jangka pendek untuk prospek ekonomi Amerika telah berkurang karena "pemulihan yang cepat di pasar keuangan pasca-pemungutan suara Brexit dan penambahan dalam lapangan pekerjaan pada Juni".
Namun beberapa pejabat masih mengkhawatirkan tetap adanya risiko-risiko global jangka panjang terkait dengan keputusan Brexit.
Risalah pertemuan The Fed dirilis sehari setelah William Dudley, Presiden Federal Reserve New York, mengatakan "mungkin" menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan The Fed, September mendatang.
Tapi sekitar 71 persen dari 62 ekonom yang disurvei The Wall Street Journal bulan ini percaya The Fed akan menunggu sampai Desember untuk menaikkan suku bunga, seperti dilansir Xinhua.
ANTARA