TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada menyebutkan penguatan yang terjadi pada bursa saham tidak terlepas dari sentimen positif terkait dengan pidato Presiden Joko Widodo tentang optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Presiden Jokowi, dalam pembacaan Nota Keuangan dan RAPBN 2017 di DPR, Selasa, 16 Agustus 2016, mengatakan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2017 sebesar 5,3 persen atau naik tipis dibanding estimasi APBN Perubahan 2016 sebesar 5,2 persen.
Reza mengatakan pelaku pasar akan merespons positif pidato Presiden. Dalam perdagangan Kamis, 18 Agustus 2016, indeks harga saham gabungan diperkirakan akan melanjutkan penguatan. "IHSG berada pada rentang support di level 5.396-5.420 dan resistan di level 5.337-5.309. Namun tetap cermati berbagi sentimen yang dapat mempengaruhi laju indeks harga saham gabungan," ujar Reza dalam keterangan tertulis, Rabu, 17 Agustus 2016.
Baca: Fadli Zon: Pembangunan Infrastruktur Tak Berpihak kepada Rakyat
Dalam penutupan perdagangan kemarin, IHSG berakhir dengan penguatan saat penutupan sesi II, yakni naik 0,96 persen ke level 5.371,86. Sebanyak 119 saham melemah, 202 saham naik, 106 saham stagnan, dan 80 saham tidak ditransaksikan. Hingga penutupan perdagangan, 76,58 miliar lembar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,590 triliun.
Sedangkan dari sisi sektoral, 10 sektor kompak mengantarkan IHSG dalam penguatannya dengan kenaikan tertinggi adalah industri dasar yang menguat 2,2 persen, agrikultur menguat 1,9 persen, properti naik 1,4 persen, konsumer dan manufaktur kompak naik 1,3 persen, serta sektor finance naik 0,8 persen.
Simak: Sri Mulyani Siapkan 5 Langkah Capai Target Penerimaan Pajak
Asing masih mencatatkan aksi beli di pasar reguler sebesar Rp 3,485 triliun serta aksi jual Rp 2,907 triliun.
"Sehingga asing masih mencatatkan net buy di pasar reguler, yakni Rp 577,728 miliar, dengan saham TLKM yang masih menjadi primadona, diikuti saham ADRO, KLBF, serta BBRI," ujar Reza.
DESTRIANITA