TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Jumat pagi, 12 Agustus 2016, bergerak naik 4 poin menjadi 13.099 per dolar Amerika Serikat.
"Nilai tukar rupiah masih berada dalam area penguatan seiring dengan aliran dana asing yang masih kuat, baik ke pasar surat utang negara (SUN) maupun saham," ucap ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.
Rangga mengatakan penguatan nilai tukar rupiah juga dipicu harga komoditas seperti minyak mentah yang mulai pulih.
Harga minyak mentah jenis WTI menguat 0,41 persen menjadi US$ 43,73 per barel dan Brent naik 0,30 persen menjadi US$ 46,18 per barel.
Kenaikan harga minyak dipicu kombinasi pernyataan Badan Informasi Energi Amerika Serikat yang optimistis permintaan akan melebihi pasokan minyak mentah serta seruan Arab Saudi kepada anggota dan nonanggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menahan produksi.
"Arab Saudi optimistis pertemuan dalam OPEC berhasil, sehingga mendorong harga minyak," ujar Rangga.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menuturkan pelemahan dolar Amerika Serikat juga dipicu memudarnya spekulasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (The Fed) akan menaikkan suku bunga tahun ini.
"Dolar Amerika yang melemah dan kondisi ekonomi global yang belum membaik menghapus spekulasi kenaikan suku bunga Amerika," kata Ariston.
ANTARA