TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengumumkan empat proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) akan beroperasi secara komersial atau commercial on operation date atau COD) pada 2016.
"Empat proyek PLTP yang akan COD tahun 2016 berkapasitas total 215 MW dengan nilai investasi US$ 860 juta (sekitar Rp11,8 triliun)," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Rida Multana pada pembukaan Pameran "Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition" di Jakarta, Rabu, 10 Agustus 2016.
Rida menjelaskan Wilayah Kerja Panas Bumi yang akan beroperasi secara komersial itu adalah PLTP Lahendong (Tomohon, Sulawesi Utara) Unit 5 sebesar 20 MW yang segera beroperasi komersial pada Oktober; PLTP Sarulla (Tapanuli, Sumatra Utara) berkapasitas 110 MW akan beroperasi pada Desember 2016; dan PLTP Karaha (Garut, Jawa Barat) sebesar 30 MW akan beroperasi pada Desember 2016.
Sebelumnya, proyek PLTP Ulubelu (Lampung) Unit 3 berkapasitas 55 MW sudah beroperasi pada 15 Juli 2016.
Dengan demikian, total kapasitas terpasang akan menjadi 1653,5 MW pada akhir 2016.
Adapun kesiapan beroperasi komersial ini ditandai dengan penyerahan dua surat keputusan pemenang lelang, yaitu Wilayah Kerja Panas Bumi Gunung Lawu 110 MW kepada PT Pertamina Geothermal Energy dan Way Ratai 55 MW kepada konsorsium PT Optima Nusantara Energi dan Enel Group Power Energy.
Selain itu, Kementerian Energi juga menetapkan Wilayah Kerja Panas Bumi baru, yaitu Sekincau di Lampung dan Gunung Sirung di Nusa Tenggara Timur.
Pengumuman dan penetapan Wilayah Kerja Panas Bumi ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung penggunaan energi baru dan terbarukan untuk menyukseskan program listrik nasional 35 ribu MW, sekaligus mewujudkan bauran energi berbasis energi baru dan terbarukan sebesar 23 persen pada 2025.
Pemerintah juga menargetkan kapasitas terpasang PLTP mencapai 7.200 MW pada 2025 yang membutuhkan investasi sekitar US$ 23 miliar.
Salah satu energi baru dan terbarukan yang potensial dikembangkan adalah energi panas bumi dengan jumlah potensi nasional mencapai sekitar 29 ribu MW yang tersebar di 330 titik seluruh Indonesia.
ANTARA