TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai aksi Presiden Joko Widodo mereformasi perekonomian Indonesia menuai apresiasi positif dari berbagai negara. Sejumlah negara bahkan berniat membuka kantor perwakilan dagang di Tanah Air.
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo. Dia mengatakan respon positif tersebut datang dari para peserta pertemuan para menteri Asean ke-48 di Vientiane, Laos, awal Agustus 2016 lalu.
Respon positif lainnya juga datang dari Lembaga Riset Internasional seperti The Economic Research Institute for Asean and East Asia (ERIA). Lembaga ini, berperan penting atas penguatan kapasitas intelektual di kawasan Asia Timur dan anggota Asean.
“Beberapa negara mitra pun menyampaikan informasi akan membuka perwakilan dagang dan investasi di Indonesia untuk memfasilitasi peningkatan hubungan dagang dan investasi kedua negara,” ujar Iman dalam siaran persnya, Selasa (9 Agustus 2016).
Aksi reformasi ekonomi yang menuai apresiasi yakni paket kebijakan deregulasi ekonomi. Sebab, paket deregulasi tersebut dinilai telah meniadakan berbagai hambatan dalam perdagangan dan investasi.
Reshuffle kabinet pun dipandang positif oleh beberapa negara mitra. Kalangan negara mitra ini juga mengapresiasi langkah Indonesia memperbanyak kerjasama perdagangan bebas dengan berbagai mitra dagang.
Beberapa perjanjian yang tengah diproses yakni Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), Indonesia European Free Trade Association-Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), dan Indonesia European Union- Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
Bahkan, lanjut Iman, niatan Indonesia untuk bergabung dalam kemitraan Trans-Pasifik (Trans-Pacific Partnership/TPP) pun dinilai sebagai langkah nyata pemerintah untuk merespon tuntutan dan tantangan global.
Iman menambahkan, saat ini, posisi Indonesia dipandang penting oleh negara mitra dagangnya. Pasalnya, mereka melihat banyak potensi yang bisa digali lebih optimal di Indonesia, terutama dengan meningkatnya peranan Asean dalam perekonomian global.
Dia menegaskan beberapa isu yang tengah jadi topik hangat di pasar adalah soal masa depan komoditas seperti kelapa sawit hingga kepentingan akses pasar untuk sumber daya alam lain seperti kakao, kelapa, dan kopi yang berorientasi pada nilai tambah. Isu-isu soal standarisasi dan rekognisi juga menjadi prioritas dalam meningkatkan akses pasar Indonesia ke negara tujuan ekspor.