TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan akan bergerak bervariasi dalam rentang konsolidasi berpeluang menguat.
Analis ekonomi dari First Asia Capital David Sutyanto mengatakan peluang penguatan itu menyusul naiknya harga saham berbasis komoditas seperti energi dan logam.
"IHSG diperkirakan bergerak dengan resisten di kisaran 5.470 hingga 5.500 dan support di 5.400 hingga 5.430 berpeluang menguat," kata David Sutyanto dalam pesan tertulisnya, Selasa, 9 Agustus 2016.
Pada perdagangan kemarin, aksi beli kembali berlanjut terutama di saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga seperti perbankan dan properti. IHSG berhasil melanjutkan penguatannya, tutup di 5.458,979 atau menguat 38,733 poin (0,71 persen). Arus dana asing yang masuk kemarin mencapai Rp 688,75 miliar.
Penguatan IHSG kemarin sejalan dengan penguatan di pasar saham kawasan Asia dan global akhir pekan lalu menyusul respons positif terhadap data tenaga kerja AS Juli lalu, yang tumbuh di atas perkiraan. Hal tersebut memunculkan optimisme ekonomi AS cukup kuat menahan perlambatan ekonomi global.
Dari domestik, pasar berspekulasi Bank Indonesia (BI) pertengahan bulan ini akan menurunkan tingkat bunga acuannya seiring redahnya tekanan inflasi Juli lalu 0,69 persen (mom) dan 3,2 persen (yoy).
Sementara bursa saham global tadi malam bergerak bervariasi. Indeks saham utama di Uni Eropa Eurostoxx menguat 0,31 persen di 2.982,92. Di Wall Street, indeks DJIA dan S&P terkoreksi tipis masing-masing 0,08 persen dan 0,09 persen di 18.529,29 dan 2.180,89.
Harga minyak mentah tadi malam di AS berhasil menguat 2,9 persen di US$ 43,02 per barel, merespons pernyataan Presiden OPEC tentang pergerakan menurunnya harga minyak mentah akhir-akhir ini bersifat sementara.
Selain itu, pasar saham global sepekan terakhir bergerak positif menyusul langkah Bank of England (BoE) yang mulai melakukan pembelian obligasi sebagai bagian kebijakan stimulusnya dan data tenaga kerja AS yang positif.
DESTRIANITA